Jakarta (ANTARA News) - Peluncuran logo e-Smart Industri Kecil Menengah (IKM) dan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Sektor Industri melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi antara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara Januari 2017 menjadi babak baru pengembangan IKM di Indonesia.


Program E-Smart IKM yang digagas Kementerian Perindustrian ini merupakan sistem berbasis data IKM yang tersaji dalam data industri, sentra dan produk yang diintegrasikan dengan pasar online atau pasar dalam jaringan yang ada.

Program ini dimaksudkan untuk membangun basis data IKM unggulan berdasarkan komoditi untuk selanjutnya dipergunakan dalam menyusun kebijakan pengembangan IKM melalui pemasaran yang terpadu.


Melalui program ini, Kemenperin ingin meningkatkan akses pasar IKM melalui pemasaran internet, meningkatkan kemampuan IKM dalam akses bahan baku, teknologi dan modal, serta memberikan panduan bagi pengambil kebijakan di dalam fungsi program pembinaan IKM yang lebih terintegrasi dan tepat sasaran.


Berbagai manfaat diharapkan dapat dirasakan oleh IKM dalam negeri melalui program ini, di antaranya memperluas akses pasar, mendapatkan promosi online, mengurangi biaya promosi dan pemasaran, serta mendapatkan pembinaan dari pemerintah.


Adapun e-Smart IKM mengusung sembilan komoditas unggulan yang akan dikembangkan pemasarannya melalui pasar dalam jaringan, yaitu kosmetik, fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal dan produk logam.

Selain IKM, e-Smart IKM juga akan memberi manfaat bagi pasar dalam jaringan karena akan mendapatkan jaminan kualitas penjual, mengurangi risiko penjual yang tidak bertanggung jawab, mendapat tambahan pendapatan dari fasilitasi promosi online, penguatan merek dan peningkatan penjualan yang akan berdampak pada meningkatnya nilai transaksi.

Bagi pemerintah, program ini dapat mempermudah Ditjen IKM Kemenperin untuk memonitor nilai penjualan IKM sebagai bahan evaluasi pembinaan, memudahkan dalam melakukan pendataan sehingga didapatkan basis data yang memadai, adanya indikator teknis untuk evaluasi dan tersedianya data bagi para pemangku kepentingan untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung IKM.

“Sejalan perkembangan era digital saat ini, teknologi informasi dan komunikasi menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi global, maka sudah saatnya sektor industri khususnya IKM di seluruh Indonesia agar memanfaatkan teknologi untuk memetik keuntungan dari transformasi digital,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.




Gandeng lima pasar dalam jaringan

Dirjen IKM Kementerian Perindustrian menggandeng lima pelaku toko dalam jaringan, yakni Belanja, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dan Shopee untuk melaksanakan Program e-Smart IKM guna menjembatani IKM masuk ke pasar dalam jaringan.

Dengan memasuki pasar dalam jaringan, permasalahan pemasaran yang seringkali dihadapi IKM bisa ditekan.


Indonesia dinilai sebagai negara yang sangat potensial untuk pemasaran dalam jaringan tumbuh dan berkembang. Perilaku digital masyarakat Indonesia sangat responsif dan adaptif terhadap perkembangan di media sosial, dengan segala resikonya.


Berdasarkan data dari asosiasi perdagangan berbasis elektronik Indonesia (IdeA), dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, penetrasi internet menjangkau 90,5 juta jiwa dan diketahui 26,3 juta jiwa telah berbelanja dalam jaringan.


Dirjen IKM Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, menyampaikan, dalam program e-Smart IKM 2017, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi lebih dari 1.700 pelaku IKM untuk mengikuti lokakarya.


“Dari 1.700 itu, sekitar 30 persennya sudah masuk pasar online,” ujar dia.

Ditargetkan, Kementerian Perindustrian akan melatih 10.00 pelaku IKM di seluruh Indonesia pada 2019 melalui program itu.




Loka karya di daerah

Sejak Juli 2017, Kemenperin gencar menggelar loka karya e-Smart IKM di berbagai daerah di Indonesia.

Setiap loka karya berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, Kemenperin akan menginformasikan fasilitas yang diberikan kepada IKM melalui program ini.

Setelah itu, pada hari kedua, peserta akan dilatih cara memotret produk, mengunggahnya ke internet hingga cara membuat situs sendiri.

Latar belakang pelaksanaan program e-smart IKM ini di antaranya didasari untuk pengembangan ekonomi berbasis digital, peningkatan ekspor IKM, serta perluasan akses pasar dan akses pendanaan.

Program ini memiliki desain infrastruktur digital dengan tulang punggung Palapa Ring, Satelit BRI dan PLN.

“Kami memberikan pembinaan kepada mereka tentang berbagai hal, baik cara memotret produk yang menarik, cara mengajukan pinjaman ke bank dan berbagai hal. Jadi mereka siap untuk bersaing di pasar online,” kata Gati.

Kegiatan ini telah digelar di beberapa kota di Indonesia, di antaranya Padang, Palembang, Sidoarjo, Bandar Lampung, Buleleng, Balikpapan, Medan, dan Makassar.




Melebihi target

Lokakarya e-Smart IKM 2017 diikuti sekitar 1.700 peserta, angka tersebut melebihi target yang ditetapkan tahun ini yakni 1.000 IKM.

“Kedepannya, diharapkan terus meningkat, di mana tahun 2018 ditargetkan mencapai 4.270 IKM dan tahun 2019 sebanyak 5.240 IKM,” kata Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E Ratna Utarianingrum melalui keterangannya di Jakarta, Senin.


Ratna menyampaikan, total jumlah IKM yang akan mengikuti workshop e-Smart IKM hingga tahun 2019 dapat mencapai lebih dari 10 ribu IKM dan sebanyak 30 ribu produk IKM yang dapat diakses konsumen melalui marketplace.

Ratna menambahkan, Kemenperin terus mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing IKM melalui program e-Smart IKM, yang diharapkan pula akan membantu penyerapan tenaga kerja dan pengentasan orang miskin.

“Dengan mendorong para pelaku IKM, terutama mereka yang berada di sentra-sentra agar masuk ke dalam marketplace, diharapkan dapat memberikan akses pasar yang lebih luas sehingga akan memudahkan pelaku IKM untuk mengembangkan usahanya,” tuturnya.


Lebih lanjut, selain memacu para pelaku IKM nasional agar bisa bertransaksi di pasar dalam jaringan seiring dengan perkembangan ekonomi digital dan memperluas akses pemasaran produk-produknya, program e-Smart IKM ini nantinya dapat membantu Ditjen IKM Kemenperin dalam membuat program lanjutan untuk mendukung penumbuhan dan pengembangan IKM di Indonesia kedepannya.

“Guna memperkuat IKM agar selalu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, kami senantiasa mengupayakan berbagai hal dalam mengatasi tantangan utama IKM yang berasal dari modal, bahan baku dan pemasaran,” paparnya.




Lokakarya virtual

Di penghujung 2017, Dirjen IKM Kemenperin menandatangani Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sektor Industri melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi Digital dengan CEO PT Ruang Raya Indonesia, Adamas Belva Syah Devara.

"Maksud dari penandatanganan Nota Kesepahaman ini adalah untuk melakukan Kerja Sama di bidang penggunaan platform Ruangguru sebagai sarana berbasis teknologi dan pembuatan Konten Digital Pelatihan Industri (KDPI) sebagai penunjang pelatihan Industri," kata Gati di Jakarta.

Setelah penandatanganan nota kesepahaman ini, kedua pihak akan bersama-sama menyusun modul pembelajaran yang akan direkam melalui video untuk kemudian dapat diakses oleh IKM di seluruh Indonesia lewat jaringan internet.

Kementerian Perindustrian juga akan memanfaatkan pijakan itu untuk melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang Program e-Smart IKM berbasis video yang bisa diakses secara gratis oleh seluruh IKM di Indonesia.

Pembuatan KDPI akan mencakup video, soal, dan rangkuman, sebagai penunjang peningkatan kapasitas sumber daya manusia Industri, termasuk IKM.


"Dengan aplikasi ini, semua orang dapat mengakses pelatihan dan pembinaan yang diberikan oleh Kemenperin. Kalau melalui workshop itu kan biasanya terbatas, kalau lewat aplikasi ini bisa menjangkau khalayak lebih luas," ungkap Devara.


Pembelajaran virtual ini juga diharapkan membuka lembaran baru program e-Smart IKM untuk menjadikan IKM nasional semakin berdaya saing di tahun depan.