Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Jumat sore, melemah tajam melewati angka batas psikologis Rp9.000 per dolar AS. Rupiah bergerak menjadi Rp9.015/9.020 per dolar AS pada sore dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.986/9.010 atau melemah 29 poin. Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah terpuruk hingga menembus level Rp.9000 per dolar AS, karena berlanjutnya tekanan pasar, meski arus modal asing mulai kembali masuk ke pasar domestik setelah beberapa waktu lalu keluar. Tekanan pasar terutama datang dari Bank Indonesia (BI) yang menginginkan rupiah berada di atas level Rp9.000 per dolar AS, karena pada level tersebut nilai rupiah dianggap cukup stabil, katanya. Rupiah, lanjutnya juga tertekan oleh aktifnya pelaku asing melepas yen dan membeli produk lainnya yang memberikan gain lebih tinggi yang mengakibatkan mata uang Jepang merosot sehingga memberikan dampak negatif terhadap pasar uang domestik khususnya rupiah. Karena itu pasar masih tetap negatif terhadap rupiah, meski fundamental ekonomi makro Indonesia cukup bagus, ujarnya. Meski tertekan, lanjutnya, rupiah masih mempunyai ruang untuk kembali menguat hanya menunggu waktu saja sentimen positif itu muncul di pasar. Bank Sentral Jepang (BOJ) misalnya berencana akan menaikkan suku bunganya menjadi 0,75 persen dari 0,50 persen untuk mendorong yen yang selama merosot. Yen Jepang, saat ini mencapai 123,77 per dolar AS melemah dibanding sebelumnya 123,75 dan terhadap euro jadi 165,70. Dukungan terhadap rupiah juga muncul dengan rencana Bank Sentral AS (The Fed) yang juga akan menaikkan suku bunga AS untuk menekan inflasi yang cenderung meningkat.(*)