Pariaman (ANTARA News) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat, menyiapkan tiga titik utama sebagai shelter sementara apabila terjadi bencana alam seperti tsunami di daerah itu.

"Tiga titik yang dijadikan shelter di antaranya gedung wali kota lama yang terletak di Desa Karan Aur, Kecamatan Pariaman Tengah, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 dan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Desa Ampalu Kecamatan Pariaman Tengah," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pariaman Asrizal, di Pariaman, Kamis.

Khusus shelter di gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, ujar dia, saat ini masih dalam tahap pengerjaan fisik. Ketiga titik lokasi tersebut diperkirakan mampu menampung 300 hingga 500 orang.

Pemerintah daerah, ujar dia, memang belum memiliki gedung khusus yang digunakan sebagai shelter namun ketiga titik tersebut diharapkan mampu menampung apabila terjadi bencana alam gempa bumi berpotensi Tsunami.

Kemudian, ujarnya, shelter gedung wali kota lama juga telah ditambah kekuatan bangunan dengan memberikan ram sehingga bagian atas dapat dijadikan tempat evakuasi masyarakat.

Pihaknya juga telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah apabila ingin membangun gedung baru, maka sekaligus disediakan titik evakuasi apabila terjadi bencana alam.

"Tujuannya gedung yang dibangun tersebut multi fungsi, selain tempat berkantor sekaligus lokasi evakuasi masyarakat," katanya.

Kepala Stasiun Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Padang Panjang Rahmat Triyono menyarankan agar Pemerintah Kota Pariaman segera membangun shelter untuk mencegah dan mengurangi risiko apabila terjadi bahaya bencana alam di daerah itu.

"Melihat dari geografis Kota Pariaman yang datar dan lumayan jauh dari perbukitan, maka shelter diperlukan untuk mengurangi risiko akibat bencana alam seperti gempa bumi berpotensi Tsunami," kata dia.

Apalagi jumlah penduduk Kota Pariaman yang bermukim di sekitar pesisir pantai juga dominan sehingga perlu kesiapan sedini mungkin sebelum bahaya bencana alam datang melanda.

Pembangunan shelter tersebut kata dia, diperkirakan memakan biaya yang cukup besar sehingga dibutuhkan anggaran memadai.

Pihaknya juga menganjurkan agar masyarakat bersama bergotong royong membangun shelter perbukitan dengan membuat anak tangga.

"Pembangunan shelter di Kota Padang diperkirakan memakan biaya hingga Rp30 miliar, namun masyarakat dan pemerintah masih bisa mencari alternatif lain seperti pemanfaatan gedung Balaikota Pariaman," ujar dia.