Serang (ANTARA News) - Sebanyak 50 industri dari sekitar 14 ribuan perusahaan atau industri yang ada di Banten siap bekerjasama dengan sekolah SMK di Provinsi Banten dalam program pemagangan mulai Tahun 2018.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten Babar Suharso di Serang, Rabu mengatakan, pihaknya menyambut baik program Kementerian Perindustrian dalam rencana kerja strategisnya (Renstra) mulai 2018 yang menargetkan sejuta lulusan SMK yang magang di indutri. Oleh karena itu, Banten pada 2018 sudah menyiapkan ada sekitar 50 industri yang bekerjasama dengan SMK di Banten untuk program magang ini.

"Bedanya kalau perindutrian ini magang dengan siswa SMK yang masih sekolah dan setelah lulus akan mendapatkan sertifikat magang. Nah kalau siswa itu sudah lulus menjadi ranahnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) ," kata Babar.

Dengan adanya program magang tersebut, kata dia, pihak industri tentunya akan memprioritaskan anak SMK yang sudah magang tersebut karena bisa mendapatkan sertifikat magang, meskipun tidak 100 persen anak yang magang tersebut diterima di perusahaan tempatnya magang.

"Kalau sudah lulus dan ada lowongan di industri tempat magang tersebut, tentunya akan prioritas siswa yang magang itu," katanya.

Dengan demimikan, kata dia, melalui program tersebut diharapkan bisa menjawab persoalan pengangguran di Banten yang saat ini mencapai sekitar 460 ribu orang atau 9,28 persen dari penduduk usia kerja. Sebab berdasarkan data BPS dari jumlah pengangguran yang ada di Banten tersebut 13 persennya adalah lulusan SMK.

"Nah ini diaharapkan bisa menjawab persoalan itu. Dan ini rencananya pak presiden akan `launcing` di Banten sekitar Pebruari 2018 di Tangerang," kata Babar.

Ia mengatakan, perekonomian di Banten saat ini dari sisi investasi ada pergeseeran dari industri manufacture ke perdagangan hotel dan restaurant. Artinya ini ada pergeseran segmen perdagangan ini kecenderungan meningkat dan kalau dikelola dengan baik harunya menjadi pilihan mata pencaharian masyarakat Banten.

"Karena pertumbuhan perdagangan ini ada lagi sub sektornya yang harus ditangkap peluangnya oleh masyarakat Banten. Ini bisa dilihat dari struktur investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal luar negeri yang juga meningkat pada sektor itu," kata Babar.

Sebab dari sisi industri, kata dia, industri padat karya sudah mulai ditinggalkan, karena industri tersebut sudah merelokasi perusahaannya ke daerah yang UMK/UMR-nya lebih rendah. Sehingga pergeseran industri dan perdagangan in harus diikuti oleh SMK atau lulusan SMK yang ada di Banten melalui program yang ada di OPD terkait di Banten.

"Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini sebagai "feeder" untuk menginformasikan indutri apa, misalnya industrti makanan yang ada sekarang ini tanpa meninggalkan industri lainnya seperti logam meskipun pertumbuhannya ini kecil. Nah ini harus diikuti oleh dinas lainnya yakni Dinas Pendidikan dan Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Banten," kata Babar.