Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menginformasikan bahwa dokter yang menangani Novel Baswedan di Singapura masih harus melakukan rangkaian proses pengobatan, khususnya terhadap mata kiri.

"Setelah melewati 257 hari atau lebih dari delapan bulan, saat ini Novel masih berada di Singapura dan harus melakukan rangkaian proses pengobatan, khususnya terhadap mata kiri," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Rabu.

Ia menyatakan dokter yang menangani Novel di Singapura mendiagnosa sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak akibat siraman air keras pada 11 April 2017.

"Pertumbuhan di bagian putih saat ini belum maksimal. Padahal, bagian ini berfungsi memasok makanan pada bagian hitam mata, dan operasi bagian hitam mata baru dapat dilakukan setelah pertumbuhan bagian putih mata kiri maksimal," kata Febri.

Ia pun menyatakan bahwa dokter memperkirakan masih membutuh waktu satu sampai dua bulan lagi, sebelum operasi bagian hitam pada mata kiri Novel.

"Kemungkinan tahun depan Novel masih terpisah dengan keluarga dan koleganya karena belum dapat kembali ke Indonesia," ungkap Febri.

Terkait pelaku penyerangan Novel, Febri menyatakan lembaganya masih terus menunggu perkembangan dari proses pencarian dua orang yang sketsa wajahnya telah diumumkan oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) beberapa waktu lalu.

"Kami harap pelaku ditemukan dan diproses serta peristiwa penyerangan dapat segera diungkap agar teror, ancaman dan serangan terhadap pihak-pihak yang memberantas korupsi tidak terjadi lagi ke depan," ucap Febri.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya.

Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapura sejak 12 April 2017.