Pemerintah evaluasi operasi kereta bandara Soekarno-Hatta
27 Desember 2017 13:42 WIB
Kereta bandara di Stasiun Soekarno- Hatta, Cengkareng, Banten, Selasa (26/12/2017). PT Railink resmi mengoperasikan Kereta Bandara dari Stasiun Soekarno-Hatta ke Stasiun Sudirman Baru dengan tarif promo Rp30 ribu hingga 1 Januari 2018. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Tangerang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Railink Indonesia mengevaluasi pengoperasian Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta setelah operasi komersial perdana kereta bandara pada Selasa (26/12).
"Evaluasi tersebut terkait pelayanan, tarif dan infrastruktur. Pelayanan ada dua jenis, yaitu pelayanan di stasiun dan pelayanan di atas kereta," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri saat meninjau pengoperasian kereta bandara di Stasiun Batu Ceper, Tangerang, Rabu.
Dia meninjau waktu keberangkatan dan kedatangan kereta, dan sarana pembelian tiket, dan menyatakan bahwa pelayanan di stasiun sudah memenuhi standar.
Namun dia meminta Railink selaku operator mengevaluasi layanan pembelian tiket dadakan yang meminta penumpang mencantumkan alamat surel karena tidak semua calon penumpang memiliki alamat surel, terutama warga lanjut usia.
Zulfikri meminta operator menyesuaikan sistem dengan kondisi calon pengguna layanan kereta bandara, antara lain dengan memberikan pilihan kepada calon pengguna untuk mencantumkan alamat surel atau nomor telepon.
"Kenapa perlu email, karena kalau ada masalah pembatalan atau keterlambatan, pelanggan harus kita informasikan dengan mudah," ujarnya.
Direktur Utama Railink Indonesia Heru Kuswanto mengatakan selanjutnya calon penumpang yang membeli tiket kereta dadakan hanya akan diminta mengisi nomor telepon saja, tidak perlu menuliskan alamat surel.
"Hari pertama kemarin orang masih berbondong-bondong buat beli langsung, yang go show ini akan kita evaluasi, akan kita hilangkan," katanya, menambahkan bahwa Wifi juga sudah terpasang di dalam kereta meski belum optimal.
Sementara pelayanan di dalam kereta, menurut Zulfikri sudah sesuai standar, antara lain dengan penyediaan ruang simpan bagasi sesuai kebutuhan calon penumpang pesawat udara.
Dia juga meminta Railink kembali mengevaluasi waktu keberangkatan dan kedatangan kereta bandara, serta lebih menyesuaikannya dengan jadwal penerbangan dengan memperhitungkan waktu tempuh Kalayang (Skytrain) dari Stasiun Kereta Api di Bandara menuju Terminal 1,2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Ada satu lagi, yaitu integrasi waktu. Secara fisik sudah terintegrasi, tapi waktu juga harus terintegrasi. Kalau dilihat sampai di sana penumpang dilayani Skytrain, integrasi antara jadwal KA Bandara dan Skytrain tentunya perlu, sehingga penumpang sudah bisa di terminal tepat waktu," katanya.
Soal tarif, dia mengatakan, saat ini masih sama, rata dari semua stasiun, namun selanjutnya akan dievaluasi berdasarkan volume penumpang dari Stasiun Duri atau Batu Ceper, yang tidak begitu jauh dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Nanti kita lihat ya, bisa saja kalau demand, permintaan Batu Ceper tinggi, tidak terlalu adil kalau disamakan dengan yang berangkat dari Sudirman," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa saat ini tengah dibangun satu jalur di Stasiun Duri sehingga nantinya total akan ada lima jalur pada Maret 2018.
"Evaluasi tersebut terkait pelayanan, tarif dan infrastruktur. Pelayanan ada dua jenis, yaitu pelayanan di stasiun dan pelayanan di atas kereta," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri saat meninjau pengoperasian kereta bandara di Stasiun Batu Ceper, Tangerang, Rabu.
Dia meninjau waktu keberangkatan dan kedatangan kereta, dan sarana pembelian tiket, dan menyatakan bahwa pelayanan di stasiun sudah memenuhi standar.
Namun dia meminta Railink selaku operator mengevaluasi layanan pembelian tiket dadakan yang meminta penumpang mencantumkan alamat surel karena tidak semua calon penumpang memiliki alamat surel, terutama warga lanjut usia.
Zulfikri meminta operator menyesuaikan sistem dengan kondisi calon pengguna layanan kereta bandara, antara lain dengan memberikan pilihan kepada calon pengguna untuk mencantumkan alamat surel atau nomor telepon.
"Kenapa perlu email, karena kalau ada masalah pembatalan atau keterlambatan, pelanggan harus kita informasikan dengan mudah," ujarnya.
Direktur Utama Railink Indonesia Heru Kuswanto mengatakan selanjutnya calon penumpang yang membeli tiket kereta dadakan hanya akan diminta mengisi nomor telepon saja, tidak perlu menuliskan alamat surel.
"Hari pertama kemarin orang masih berbondong-bondong buat beli langsung, yang go show ini akan kita evaluasi, akan kita hilangkan," katanya, menambahkan bahwa Wifi juga sudah terpasang di dalam kereta meski belum optimal.
Sementara pelayanan di dalam kereta, menurut Zulfikri sudah sesuai standar, antara lain dengan penyediaan ruang simpan bagasi sesuai kebutuhan calon penumpang pesawat udara.
Dia juga meminta Railink kembali mengevaluasi waktu keberangkatan dan kedatangan kereta bandara, serta lebih menyesuaikannya dengan jadwal penerbangan dengan memperhitungkan waktu tempuh Kalayang (Skytrain) dari Stasiun Kereta Api di Bandara menuju Terminal 1,2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Ada satu lagi, yaitu integrasi waktu. Secara fisik sudah terintegrasi, tapi waktu juga harus terintegrasi. Kalau dilihat sampai di sana penumpang dilayani Skytrain, integrasi antara jadwal KA Bandara dan Skytrain tentunya perlu, sehingga penumpang sudah bisa di terminal tepat waktu," katanya.
Soal tarif, dia mengatakan, saat ini masih sama, rata dari semua stasiun, namun selanjutnya akan dievaluasi berdasarkan volume penumpang dari Stasiun Duri atau Batu Ceper, yang tidak begitu jauh dari Bandara Soekarno-Hatta.
"Nanti kita lihat ya, bisa saja kalau demand, permintaan Batu Ceper tinggi, tidak terlalu adil kalau disamakan dengan yang berangkat dari Sudirman," katanya.
Ia menjelaskan pula bahwa saat ini tengah dibangun satu jalur di Stasiun Duri sehingga nantinya total akan ada lima jalur pada Maret 2018.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: