Jemaat harapkan perbedaan membawa damai
25 Desember 2017 10:40 WIB
Umat Kristiani mengikuti prosesi Misa Natal di Gereja Katedral Jakarta, Senin (25/12/2017). Gereja Katedral Jakarta pada perayaan Natal 2017 mengusung pesan tentang kebinekaan dan nusantara. (ANTARA /Wahyu Putro A )
Jakarta (ANTARA News) - Jemaat Misa Natal Katedral, Jakarta Pusat mengharapkan perbedaan yang ada di Indonesia mampu membawa damai bagi kepentingan negara dan masyarakat.
Salah satu jemaat Gereja Katedral, Febry kepada Antara di Jakarta, Senin mengatakan harapannya kedepan tidak ada lagi isu SARA yang mempu memecah-belah bangsa.
Febry mengatakan perbedaan pendapat dan hal lainnya di Indonesia adalah hal yang biasa, sehingga sudah sepantasnya saling menghargai di Indonesia.
Jemaat gereja lainnya, Rina juga mengatakan harapannya kebhinekaan di Indonesia harus diterapkan secara nyata dan membawa damai bagi seluruh umat.
Sebelumnya, Romo Albertus Hani Rudi Hartoko juga mengajak jemaat Gereja Katedral "Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga" untuk menghargai kebhinekaan sesuai dengan tema Perayaan Natal tahun ini, "Kebhinekaan Berawal dari Rumah".
Saat memimpin Perayaan Ekaristi Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (24/12), ia berpesan agar jemaat menjadikan kebhinekaan sebagai anugerah.
Albertus menambahkan jemaat tidak perlu merasa terancam dengan keberagaman suku, agama, budaya yang seharusnya dirangkul.
"Jangan merasa terancam kalau berbeda, perbedaan adalah kekuatan kita bersama," katanya.
Ia menuturkan kunci hidup rukun adalah saling memaafkan, saling menyayangi dan sabar.
Tidak hanya dalam khotbah, tetapi tema yang berbau Nusantara juga dihadirkan lewat dekorasi Perayaan Natal Gereja Katedral.
Humas Katedral dan Keuskupan Agung Jakarta Susyana Suwadie menjelaskan dekorasi bambu tersebut sebagai ciri khas tumbuhan nusantara yang sederhana dengan memadukan elemen-elemen khas Natal, sehingga hiasan Natal yang terpadu, sederhana dan elegan
Salah satu jemaat Gereja Katedral, Febry kepada Antara di Jakarta, Senin mengatakan harapannya kedepan tidak ada lagi isu SARA yang mempu memecah-belah bangsa.
Febry mengatakan perbedaan pendapat dan hal lainnya di Indonesia adalah hal yang biasa, sehingga sudah sepantasnya saling menghargai di Indonesia.
Jemaat gereja lainnya, Rina juga mengatakan harapannya kebhinekaan di Indonesia harus diterapkan secara nyata dan membawa damai bagi seluruh umat.
Sebelumnya, Romo Albertus Hani Rudi Hartoko juga mengajak jemaat Gereja Katedral "Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga" untuk menghargai kebhinekaan sesuai dengan tema Perayaan Natal tahun ini, "Kebhinekaan Berawal dari Rumah".
Saat memimpin Perayaan Ekaristi Misa Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (24/12), ia berpesan agar jemaat menjadikan kebhinekaan sebagai anugerah.
Albertus menambahkan jemaat tidak perlu merasa terancam dengan keberagaman suku, agama, budaya yang seharusnya dirangkul.
"Jangan merasa terancam kalau berbeda, perbedaan adalah kekuatan kita bersama," katanya.
Ia menuturkan kunci hidup rukun adalah saling memaafkan, saling menyayangi dan sabar.
Tidak hanya dalam khotbah, tetapi tema yang berbau Nusantara juga dihadirkan lewat dekorasi Perayaan Natal Gereja Katedral.
Humas Katedral dan Keuskupan Agung Jakarta Susyana Suwadie menjelaskan dekorasi bambu tersebut sebagai ciri khas tumbuhan nusantara yang sederhana dengan memadukan elemen-elemen khas Natal, sehingga hiasan Natal yang terpadu, sederhana dan elegan
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: