Daop Surabaya kehilangan Rp615 juta akibat Porong
22 Desember 2017 19:20 WIB
Arsip: Perbaikan Rel Kereta Api Sejumlah pekerja mengerjakan perbaikan bantaran rel kereta api yang terendam di kawasan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (17/2/16). (ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz/16)
Surabaya (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya kehilangan pendapatan sekitar Rp615 juta pada 2017, akibat banjir di jalur kereta api Porong Sidoarjo, Jawa Timur, yang terjadi beberapa waktu lalu.
Senior Manager Angkutan PT KAI Daop 8 Surabaya, Raden Agus Dwinanto Budiadji di Surabaya, Jumat, mengatakan meski kehilangan pendapatan namun secara umum pendapatan Daop 8 Surabaya hingga saat ini sudah melebihi target.
Agus menyebut, dari target pendapatan tahun 2017 sebesar Rp764 miliar, hingga petengahan Desember 2017 Daop 8 Surabaya sudah mampu meraup pendapatan Rp798 miliar, atau lebih sekitar Rp34 miliar.
"Pemicu peningkatan pendapatan pada 2017 karena hadirnya KA baru di Daop 8 Surabaya, yakni KA Ambarawa relasi Semarang dan KA Ranggajati. Sehingga kehilangan pendapatan akibat banjir porong tidak terlalu terasa," katanya.
Ia mengatakan, kehilangan pendapatan terjadi akibat sebagian besar penumpang mengembalikan tiket, ditambah biaya lain seperti sewa bus untuk mengalihkan penumpang ke transportasi bus.
Sementara untuk angkutan Natal dan Tahun Baru 2018, Agus memprediksi akan ada kenaikan pendapatan sekitar 20 hingga 30 persen atau sekitar Rp58 miliar, dibanding tahun lalu yang hanya naik Rp48 miliar.
Executive Vice President Daop 8 Surabaya, Bimo Poerwadi mengatakan terkait tenggelam rel Porong akibat banjir, dia meminta Kementerian Pehubungan untuk bisa mencarikan solusi dengan pengalihan jalur pada tahun 2018.
"Untuk masalah Porong, itu sudah ada pada tingkatan menteri karena berkaitan dengan pembebasan lahan di jalur baru. Dari 20 km jalur yang disiapkan PT KAI, baru 8 km tanah yang sudah dibebaskan," katanya.
Oleh karena itu, Bimo berharap masalah banjir Porong yang menenggelamkan jalur rel KA di wilayah setempat selama beberapa hari, bisa dicarikan solusinya pada 2018, agar tidak terulang kehilangan pendapatan Daop 8 Surabaya.
Senior Manager Angkutan PT KAI Daop 8 Surabaya, Raden Agus Dwinanto Budiadji di Surabaya, Jumat, mengatakan meski kehilangan pendapatan namun secara umum pendapatan Daop 8 Surabaya hingga saat ini sudah melebihi target.
Agus menyebut, dari target pendapatan tahun 2017 sebesar Rp764 miliar, hingga petengahan Desember 2017 Daop 8 Surabaya sudah mampu meraup pendapatan Rp798 miliar, atau lebih sekitar Rp34 miliar.
"Pemicu peningkatan pendapatan pada 2017 karena hadirnya KA baru di Daop 8 Surabaya, yakni KA Ambarawa relasi Semarang dan KA Ranggajati. Sehingga kehilangan pendapatan akibat banjir porong tidak terlalu terasa," katanya.
Ia mengatakan, kehilangan pendapatan terjadi akibat sebagian besar penumpang mengembalikan tiket, ditambah biaya lain seperti sewa bus untuk mengalihkan penumpang ke transportasi bus.
Sementara untuk angkutan Natal dan Tahun Baru 2018, Agus memprediksi akan ada kenaikan pendapatan sekitar 20 hingga 30 persen atau sekitar Rp58 miliar, dibanding tahun lalu yang hanya naik Rp48 miliar.
Executive Vice President Daop 8 Surabaya, Bimo Poerwadi mengatakan terkait tenggelam rel Porong akibat banjir, dia meminta Kementerian Pehubungan untuk bisa mencarikan solusi dengan pengalihan jalur pada tahun 2018.
"Untuk masalah Porong, itu sudah ada pada tingkatan menteri karena berkaitan dengan pembebasan lahan di jalur baru. Dari 20 km jalur yang disiapkan PT KAI, baru 8 km tanah yang sudah dibebaskan," katanya.
Oleh karena itu, Bimo berharap masalah banjir Porong yang menenggelamkan jalur rel KA di wilayah setempat selama beberapa hari, bisa dicarikan solusinya pada 2018, agar tidak terulang kehilangan pendapatan Daop 8 Surabaya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: