Partai pemberontak menangi pemilu Katalunya
22 Desember 2017 16:43 WIB
Bendera Spanyol (kiri) dan Catalonia berkibar di atap Istana Generalitat, kantor pusat pemerintah wilayah Catalonia di Barcelona, Spanyol, Senin (30/10/2017). (REUTERS/Yves Herman/djo/17)
Barcelona (ANTARA News) - Pemberontak Katalunya diperkirakan memperoleh kembali kekuasaan di wilayah Spanyol setelah pemilihan umum daerah, Kamis, memperdalam kemelut politik negara tersebut dalam teguran tajam kepada Perdana Menteri Mariano Rajoy dan pemimpin Uni Eropa pendukungnya.
Dengan hampir semua suara dihitung, partai pemberontak meraih suara mayoritas berbeda tipis di parlemen Katalan, yang memastikan perpanjangan ketegangan politik, yang merusak ekonomi Spanyol dan mendorong dunia usaha keluar dari wilayah tersebut.
Rajoy, yang meminta diadakan pemiliha umum setelah memecat anggota pemerintah pemberontak, mengharapkan "mayoritas diam" Katalunya menangani pemberontakan dengan gebrakan menentukan dalam referendum kemerdekaan "de facto", namun pendukung garis kerasnya malah menjadi bumerang.
Hasil tidak terduga tersebut memberikan panggung untuk presiden terguling Katalan, Carles Puigdemont, yang berkampanye dari pengasingan diri di Brussels, kembali berkuasa. Jaksa menuduhnya menghasut dan dia akan ditangkap jika kembali ke negaranya.
"Rajoy mengubah caranya atau kita mengubah negara," kata Puigdemont dalam pidato di televisi. Dia didampingi oleh empat mantan anggota kabinet yang melarikan diri bersamanya.
Pada unjuk rasa mendukung kemerdekaan penuh sorak-sorai di sekitar Barcelona, pendukung meneriakkan "Presiden Puigdemont" dan membentangkan bendera merah-kuning raksasa Katalan saat hasilnya tiba.
Juru bicara Puigdemont mengatakan dalam sebuah pesan teks: "Kami telah kembali."
Hasil pemilu tersebut membuat pasar global tercengang, memberi kontribusi atas pelemahan euro dan sentimen yang lemah di pasar saham. Jajak pendapat telah memperkirakan jumlah separatis gagal mendapatkan suara mayoritas.
Lebih dari 3.100 perusahaan telah memindahkan kantor pusat hukum mereka di luar Katalunya, mereka khawatir bahwa wilayah yang disengketakan, yang menyumbang seperlima dari ekonomi nasional, dapat terpisah dari Spanyol dan keluar dari Uni Eropa serta zona euro secara otomatis.
Spanyol telah memangkas proyeksi pertumbuhannya untuk tahun depan, dan data resmi menunjukkan investasi asing langsung di Katalunya turun 75 persen pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, menyeret jatuh investasi nasional.
Kekuatan utama Uni Eropa, Jerman dan Prancis, telah mendukung sikap Rajoy, meskipun ada beberapa kritik terhadap metodenya.
Pada 1 Oktober, ketika Katalunya melakukan referendum kemerdekaan, Spanyol menyatakan bahwa hal tersebut menentang konstitusi dan polisi nasional menggunakan gas air mata serta pentungan untuk mencegah beberapa warga Katalan memberikan suara mereka.
Ketika parlemen Katalan mengumumkan kemerdekaan setelah referendum tersebut, Rajoy meminta kekuasaan konstitusional untuk memberlakukan peraturan langsung dari Madrid di wilayah tersebut. Dia mengatakan bahwa dia akan membatalkan pemerintahan langsung terlepas dari hasil pemilihan, namun dapat memaksakannya kembali jika pemerintah baru kembali melanjutkan usaha pemisahan diri.
Belum ada tanggapan dari Rajoy setelah hasil pemilihan itu diumumkan, demikian Reuters melaporkan.
(Uu.KR-DVI/B002)
Dengan hampir semua suara dihitung, partai pemberontak meraih suara mayoritas berbeda tipis di parlemen Katalan, yang memastikan perpanjangan ketegangan politik, yang merusak ekonomi Spanyol dan mendorong dunia usaha keluar dari wilayah tersebut.
Rajoy, yang meminta diadakan pemiliha umum setelah memecat anggota pemerintah pemberontak, mengharapkan "mayoritas diam" Katalunya menangani pemberontakan dengan gebrakan menentukan dalam referendum kemerdekaan "de facto", namun pendukung garis kerasnya malah menjadi bumerang.
Hasil tidak terduga tersebut memberikan panggung untuk presiden terguling Katalan, Carles Puigdemont, yang berkampanye dari pengasingan diri di Brussels, kembali berkuasa. Jaksa menuduhnya menghasut dan dia akan ditangkap jika kembali ke negaranya.
"Rajoy mengubah caranya atau kita mengubah negara," kata Puigdemont dalam pidato di televisi. Dia didampingi oleh empat mantan anggota kabinet yang melarikan diri bersamanya.
Pada unjuk rasa mendukung kemerdekaan penuh sorak-sorai di sekitar Barcelona, pendukung meneriakkan "Presiden Puigdemont" dan membentangkan bendera merah-kuning raksasa Katalan saat hasilnya tiba.
Juru bicara Puigdemont mengatakan dalam sebuah pesan teks: "Kami telah kembali."
Hasil pemilu tersebut membuat pasar global tercengang, memberi kontribusi atas pelemahan euro dan sentimen yang lemah di pasar saham. Jajak pendapat telah memperkirakan jumlah separatis gagal mendapatkan suara mayoritas.
Lebih dari 3.100 perusahaan telah memindahkan kantor pusat hukum mereka di luar Katalunya, mereka khawatir bahwa wilayah yang disengketakan, yang menyumbang seperlima dari ekonomi nasional, dapat terpisah dari Spanyol dan keluar dari Uni Eropa serta zona euro secara otomatis.
Spanyol telah memangkas proyeksi pertumbuhannya untuk tahun depan, dan data resmi menunjukkan investasi asing langsung di Katalunya turun 75 persen pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, menyeret jatuh investasi nasional.
Kekuatan utama Uni Eropa, Jerman dan Prancis, telah mendukung sikap Rajoy, meskipun ada beberapa kritik terhadap metodenya.
Pada 1 Oktober, ketika Katalunya melakukan referendum kemerdekaan, Spanyol menyatakan bahwa hal tersebut menentang konstitusi dan polisi nasional menggunakan gas air mata serta pentungan untuk mencegah beberapa warga Katalan memberikan suara mereka.
Ketika parlemen Katalan mengumumkan kemerdekaan setelah referendum tersebut, Rajoy meminta kekuasaan konstitusional untuk memberlakukan peraturan langsung dari Madrid di wilayah tersebut. Dia mengatakan bahwa dia akan membatalkan pemerintahan langsung terlepas dari hasil pemilihan, namun dapat memaksakannya kembali jika pemerintah baru kembali melanjutkan usaha pemisahan diri.
Belum ada tanggapan dari Rajoy setelah hasil pemilihan itu diumumkan, demikian Reuters melaporkan.
(Uu.KR-DVI/B002)
Pewarta: antara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: