Presiden, menteri-menteri perempuan berpuisi pada Hari Ibu
22 Desember 2017 10:55 WIB
Presiden Joko Widodo didampingi lima menteri perempuan serta mama-mama Papua membacakan puisi berjudul "Pesan Ibu Bangsa" pada peringatan Hari Ibu Nasional di Pantai Waisai Torang Cinta, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/12/2017). (ANTARA News/Joko Susilo)
Raja Ampat, Papua Barat (ANTARA News) - Saat menyampaikan pidato pada peringatan Hari Ibu Nasional di Raja Ampat, Jumat, Presiden Joko Widodo memanggil menteri-menteri perempuan dalam Kabinet Kerja untuk membaca puisi.
"Saya mengundang ke sini tadi kepada Ibu-Ibu menteri untuk membacakan puisinya yang berjudul 'Pesan Ibu Bangsa'. Saya persilakan," kata Presiden pada acara peringatan bertema "Perempuan Berdaya Indonesia Jaya" di Pantai Waisai Torang Cinta, Raja Ampat.
Menteri yang hadir, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya bergantian membaca puisi itu.
"Jadilah ibu yang memperkokoh karakter, memperhalus budi, dan mengajarkan tradisi luhur, demi kebangkitan bangsa," kata Puan Maharani:
"Jadilah ibu yang menjalin silaturahmi, menjaga kehormatan, dan menjunjung kemanusiaan, demi martabat bangsa," kata Retno LP Marsudi.
"Jadilah ibu yang merawat, menjaga, dan menyembuhkan, demi keselamatan bangsa," Nila F Moeloek melanjutkan.
Sementara Siti Nurbaya kebagian membaca bait: "Jadilah ibu yang memelihara, menata, menciptakan lingkungan yang nyaman, demi kelestarian bangsa".
Yohana Yembise melanjutkannya, "Jadilah ibu yang melindungi generasi masa depan dan membangun sesamanya, demi keberlangsungan bangsa".
Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak hadir dalam acara itu, bait bagiannya dibacakan oleh Syana, seorang penjual salak: "Jadilah ibu yang jujur dan cermat dalam berhitung, cerdas mengelola, anti korupsi, demi kemakmuran bangsa".
Bait bagian Menteri Khofifah Indar Parawansa, yang tidak bisa hadir, dibacakan oleh perempuan penjual sagu bernama Selina: "Jadilah ibu yang peka dan berempati, selalu mengulurkan tangan untuk memberi pertolongan, demi kesejahteraan bangsa".
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti digantikan perempuan penjual pinang bernama Feli membaca bait: "Jadilah ibu yang tegas, berani menegur bila ada yang salah, jika perlu, tenggelamkan! Demi keutuhan bangsa".
Sementara ibu Dominggus menggantikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno membaca bait: "Jadilah ibu yang tidak segan bekerja, menggali potensi diri, membantu peningkatan pendapatan, demi kemajuan bangsa".
"Jadilah Ibu Bangsa, wahai perempuan Indonesia," demikian bait terakhir puisi itu, yang dibaca oleh Presiden.
"Saya mengundang ke sini tadi kepada Ibu-Ibu menteri untuk membacakan puisinya yang berjudul 'Pesan Ibu Bangsa'. Saya persilakan," kata Presiden pada acara peringatan bertema "Perempuan Berdaya Indonesia Jaya" di Pantai Waisai Torang Cinta, Raja Ampat.
Menteri yang hadir, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya bergantian membaca puisi itu.
"Jadilah ibu yang memperkokoh karakter, memperhalus budi, dan mengajarkan tradisi luhur, demi kebangkitan bangsa," kata Puan Maharani:
"Jadilah ibu yang menjalin silaturahmi, menjaga kehormatan, dan menjunjung kemanusiaan, demi martabat bangsa," kata Retno LP Marsudi.
"Jadilah ibu yang merawat, menjaga, dan menyembuhkan, demi keselamatan bangsa," Nila F Moeloek melanjutkan.
Sementara Siti Nurbaya kebagian membaca bait: "Jadilah ibu yang memelihara, menata, menciptakan lingkungan yang nyaman, demi kelestarian bangsa".
Yohana Yembise melanjutkannya, "Jadilah ibu yang melindungi generasi masa depan dan membangun sesamanya, demi keberlangsungan bangsa".
Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak hadir dalam acara itu, bait bagiannya dibacakan oleh Syana, seorang penjual salak: "Jadilah ibu yang jujur dan cermat dalam berhitung, cerdas mengelola, anti korupsi, demi kemakmuran bangsa".
Bait bagian Menteri Khofifah Indar Parawansa, yang tidak bisa hadir, dibacakan oleh perempuan penjual sagu bernama Selina: "Jadilah ibu yang peka dan berempati, selalu mengulurkan tangan untuk memberi pertolongan, demi kesejahteraan bangsa".
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti digantikan perempuan penjual pinang bernama Feli membaca bait: "Jadilah ibu yang tegas, berani menegur bila ada yang salah, jika perlu, tenggelamkan! Demi keutuhan bangsa".
Sementara ibu Dominggus menggantikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno membaca bait: "Jadilah ibu yang tidak segan bekerja, menggali potensi diri, membantu peningkatan pendapatan, demi kemajuan bangsa".
"Jadilah Ibu Bangsa, wahai perempuan Indonesia," demikian bait terakhir puisi itu, yang dibaca oleh Presiden.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: