Jakarta (ANTARA News) - Guru Besar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Profesor Yusny Saby mengajak segenap rakyat Indonesia untuk membuat bangsa dan negara ini semakin kuat, bukan justru membuatnya lemah dan tidak berharga di mata dunia.
"Sebuah bangsa yang kocar-kacir, yang lemah dan berkonflik satu sama lain tentunya tidak ada harganya di mata dunia. Kalau tidak dihargai di mata dunia kita akan menjadi permainan orang lain," katanya di Jakarta, Kamis.
Yusni mengungkapkan ketika bangsa itu lemah maka hukum dan pemerintahannya juga akan menjadi lemah, dan itu akan mudah dimanfaatkan pihak lain mengeruk potensi Indonesia, baik secara ekonomi, budaya, maupun sosial dan politik.
Untuk itu, kata Yusni, rakyat Indonesia harus dapat menjaga kerukunan dan kesetiakawanan sehingga tidak mudah terprovokasi upaya pecah belah.
Dikatakannya, masyarakat Indonesia hendaknya membudayakan berkompetisi demi kebaikan agar dapat menciptakan kebaikan untuk diri sendiri, keluarga, dan manusia lain.
"Di situlah kita ini berkompetisi. Bukan berkompetisi untuk saling menghilangkan, bukan saling menghancurkan, saling melecehkan orang lain atau saling meniadakan," ucapnya.
Jika kompetisi dalam menciptakan kebaikan itu bisa diwujudkan maka akan menghasilkan masyarakat yang baik dari segi agama, budaya, ekonomi, sosial. Dengan demikian bangsa Indonesia pasti akan semakin kuat dan terbina suatu solidaritas nasional.
"Solidaritas itu adalah saling percaya, saling menghormati, saling menghargai, saling menguatkan. Dari situ akan tumbuh satu kekuatan nasional, yakni satu solidaritas yang kuat di antara masyarakat Indonesia. Ini menjadikan bangsa kita ini sebagai bangsa yang kuat yang akan dihormati dan dihargai oleh bangsa-bangsa yang lain di dunia," katanya.
Menurut Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Aceh ini, pengamalan nilai-nilai Pancasila adalah cara terbaik untuk mewujudkan kerukunan dan kesetiakawanan tersebut.
Profesor Yusny: jangan jadikan negara ini lemah
21 Desember 2017 21:38 WIB
Ilustrasi Tugu Garuda Pancasila. (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: