Mendikbud pastikan sekolah terdampak gempa diperbaiki 2018
21 Desember 2017 17:09 WIB
Siswa SMKN 3 Kota Tasikmalaya membersihkan meterial reruntuhan bangunan ruang kelas yang ambruk pasca gempa bumi berkekuatan 6,9 skala richter di Taman Sari, Jawa Barat, Selasa (19/12/2017). Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 1.568 rumah dan 57 unit fasilitas umum dilaporkan rusak, sedangkan untuk wilayah Kota Tasikmalaya sebanyak 666 rumah serta 23 fasiltas umum dilaporkan rusak ditambah dua orang tewas tertimbun reruntuhan bangunan. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Bandung (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pemerintah siap memperbaiki seluruh bangunan sekolah yang rusak akibat gempa bumi di Jabar dengan anggaran tahun 2018 yang sudah dialokasikan.
"2018 Januari, pertengahan Januari sudah bisa kita," kata Muhadjir saat meninjau kondisi bangunan SMK Negeri 3 Tasikmalaya yang roboh di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Ia menuturkan, gempa Tasikmalaya telah menyebabkan kerusakan pada bangunan sekolah di Jawa Barat seperti daerah Kabupaten Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut.
Pemerintah pusat, kata dia, siap mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki seluruh kondisi bangunan sekolah agar dapat digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar.
"Rencana bantuan untuk Tasikmalaya (Kota Tasikmalaya) kecil hanya Rp3,2 miliar, kabupaten (Kabupaten Tasikmalaya) belum ada (laporan)," kata Muhadjir.
Ia menyampaikan, besaran dana yang akan dialokasikan untuk pembangunan sekolah rusak tersebut yakni Kabupaten Pangandaran sebesar Rp6,3 miliar, Kabupaten Ciamis Rp6 miliar dan Kabupaten Garut sebesar Rp15 miliar.
Anggaran yang disiapkan itu, kata dia, baru tingkat sekolah dasar yang kewenangan pendataannya oleh pemerintah kota dan kabupaten, sedangkan tingkat sekolah menengah pendataannya oleh pemerintah provinsi.
"Ini (dana) baru untuk SD, yang lain belum masukn harus lewat provinsi," katanya.
Ia berharap, pembangunan sekolah yang terdampak gempa dapat dilakukan secara swakelola diserahkan ke pihak sekolah untuk dikerjakan bersama komite atau masyarakat.
Pengawasan pembangunannya, kata dia, dapat melibatkan konsultas dari sekolah yang memiliki jurusan bangunan termasuk melibatkan perguruan tinggi.
"Konsultannya bisa menggandeng SMK terdekat yang ada jurusan bangunan, kementerian menggandeng perguruan tinggi yang punya teknik sipil untuk mengawasi," katanya.
"2018 Januari, pertengahan Januari sudah bisa kita," kata Muhadjir saat meninjau kondisi bangunan SMK Negeri 3 Tasikmalaya yang roboh di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Ia menuturkan, gempa Tasikmalaya telah menyebabkan kerusakan pada bangunan sekolah di Jawa Barat seperti daerah Kabupaten Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya dan Garut.
Pemerintah pusat, kata dia, siap mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki seluruh kondisi bangunan sekolah agar dapat digunakan kembali untuk kegiatan belajar mengajar.
"Rencana bantuan untuk Tasikmalaya (Kota Tasikmalaya) kecil hanya Rp3,2 miliar, kabupaten (Kabupaten Tasikmalaya) belum ada (laporan)," kata Muhadjir.
Ia menyampaikan, besaran dana yang akan dialokasikan untuk pembangunan sekolah rusak tersebut yakni Kabupaten Pangandaran sebesar Rp6,3 miliar, Kabupaten Ciamis Rp6 miliar dan Kabupaten Garut sebesar Rp15 miliar.
Anggaran yang disiapkan itu, kata dia, baru tingkat sekolah dasar yang kewenangan pendataannya oleh pemerintah kota dan kabupaten, sedangkan tingkat sekolah menengah pendataannya oleh pemerintah provinsi.
"Ini (dana) baru untuk SD, yang lain belum masukn harus lewat provinsi," katanya.
Ia berharap, pembangunan sekolah yang terdampak gempa dapat dilakukan secara swakelola diserahkan ke pihak sekolah untuk dikerjakan bersama komite atau masyarakat.
Pengawasan pembangunannya, kata dia, dapat melibatkan konsultas dari sekolah yang memiliki jurusan bangunan termasuk melibatkan perguruan tinggi.
"Konsultannya bisa menggandeng SMK terdekat yang ada jurusan bangunan, kementerian menggandeng perguruan tinggi yang punya teknik sipil untuk mengawasi," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: