Konser musim dingin semacam ini merupakan tradisi rutin sekolah-sekolah di Inggris sebagai kegiatan menutup akhir tahun mereka, demikian Ni Putu Ari Pirgayanti, pengajar Bahasa Indonesia dan budaya untuk Penutur Asing, di Whitefield School, Kamis.
Dia katakan, dalam konser musim dingin yang diadakan menjelang Natal tari Gaba-Gaba dibawakan oleh 11 siswa Whitefield School yang berasal dari 11 negara mendapat sambutan dari sekitar 400 orang tua siswa yang berasal dari berbagai negara.
Menurut Pirgayanti, komposisi ini sengaja dipilih untuk menonjolkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, atau dalam Whitefield School dikenal dengan Unity in Diversity.
Lagu Lembe-lembe yang dinyanyikan siswa-siswi ini kerap kali dipopulerkan penyanyi Daniel Sahuleka itu dibawakan dengan lincah oleh siswa dari berbagai negara. Tari Gaba-Gaba ini pada mulanya adalah tarian menggambarkan suasana gembira para pemuda maluku di tengah musim panen.
Konser semacam ini rutin dan dianggap cukup prestisius bagi sivitas akademika di sekolah-sekolah di Britania Raya. Pasalnya, konser ini menampilkan perkembangan murid dalam setahun terakhir.
Konser semacam ini rutin dan dianggap cukup prestisius bagi sivitas akademika di sekolah-sekolah di Britania Raya. Pasalnya, konser ini menampilkan perkembangan murid dalam setahun terakhir.
Selain itu, umumnya orang tua dan kerabat juga hadir di konser ini, menjadikan konser ini medium sosialisasi yang cukup efektif kepada masyarakat setempat.
Dalam Winter Concert ini, Pirgayanti, yang ditugaskan PPSDk untuk membantu salah satu program kerja Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di London, Aminudin Aziz, sebagai pengajar Bahasa Indonesia dan budaya untuk Penutur Asing di Whitefield School tak melewatkan kesempatan tersebut.
Ia menampilkan siswa-siswi binaannya membawakan tarian asal Maluku, Gaba-Gaba. Pirgayanti yang merupakan tenaga pengajar PPSDK (singkatannya ditulis) Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Inggris.
Uniknya, tari Gaba-Gaba yang ditampilkan di Whitefield School ini dibawakan 11 siswa-siswi yang juga berasal dari 11 latar belakang kebangsaan yang berbeda-beda, yakni Zimbabwe, Somalia, Uzbekistan, Bulgaria, Lebanon, Afghanistan, Romania, Filipina, Sri Lanka, Kolombia, dan Inggris.
Dalam Winter Concert ini, Pirgayanti, yang ditugaskan PPSDk untuk membantu salah satu program kerja Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di London, Aminudin Aziz, sebagai pengajar Bahasa Indonesia dan budaya untuk Penutur Asing di Whitefield School tak melewatkan kesempatan tersebut.
Ia menampilkan siswa-siswi binaannya membawakan tarian asal Maluku, Gaba-Gaba. Pirgayanti yang merupakan tenaga pengajar PPSDK (singkatannya ditulis) Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat Inggris.
Uniknya, tari Gaba-Gaba yang ditampilkan di Whitefield School ini dibawakan 11 siswa-siswi yang juga berasal dari 11 latar belakang kebangsaan yang berbeda-beda, yakni Zimbabwe, Somalia, Uzbekistan, Bulgaria, Lebanon, Afghanistan, Romania, Filipina, Sri Lanka, Kolombia, dan Inggris.
Menurut Pirgayanti, komposisi ini sengaja dipilih untuk menonjolkan nilai Bhinneka Tunggal Ika, atau dalam Whitefield School dikenal dengan Unity in Diversity.
Tentang pilihan terhadap tarian ini, Pirgayanti mengatakan bahwa sudah saatnya kita mengangkat Indonesia bagian timur sebagai aset kebudayaan Bangsa Indonesia.
Tentang pilihan terhadap tarian ini, Pirgayanti mengatakan bahwa sudah saatnya kita mengangkat Indonesia bagian timur sebagai aset kebudayaan Bangsa Indonesia.