London (ANTARA News) - Furnitur dan produk dekorasi rumah buatan Indonesia memiliki pasar besar di Italia, dan minat konsumen yang tinggi mendorong pengusaha Italia menjual furnitur dan produk dekorasi rumah dari Indonesia di kota-kota besar Italia seperti Milan.
Importir furnitur terbesar di Italia, Marco Villani, membuka toko sekaligus ruang pamer furnitur dan produk dekorasi rumah buatan Indonesia di pusat kota Milan dengan nama Bambu Design, demikian Sekretaris Kedua Pendosbud KBRI Roma, Aisyah M. Allamanda kepada Antara London, Rabu.
Menurut Villani, Bambu Design menjalin kerja sama dengan produsen furnitur dan pelaku kerajinan tangan dari berbagai kota di Pulau Jawa sejak tahun 1996
"Furnitur bergaya etnik dari Indonesia disukai konsumen dan mempunyai pasar yang relatif besar di Milan. Tingginya permintaan mendorongnya membuka show room Bambu Design seluas 1800 meter persegi yang terdiri atas tiga lantai khusus produk-produk Indonesia tahun 2000," demikian Villani.
Villani mengakui letak Milan yang strategis menjadikan Bambu Design bukan hanya memasok pasar di Italia namun juga permintaan dari Eropa.
"Kedepannya, kami mempertimbangkan saran Dubes Esti Andayani untuk memperluas bidang usaha dengan menjual batik dan wastra Indonesia lainnya serta membuka gerai kopi menyajikan penganan khas Indonesia," ujar Villani.
Menurut Atase Perdagangan RI di Italia, Sumber Sinabutar, kiprah Bambu Design dalam mengimpor dan mempromosikan produk Indonesia di Italia tidak luput dari pantauan KBRI Roma dan Kementerian Perdagangan. Pada Trade Indonesia Expo Oktober lalu, Kementerian Perdagangan menobatkan Bambu Design sebagai salah satu pemenang Primaduta Award 2017.
Penghargaan Primaduta yang merupakan penghargaan Pemerintah RI terhadap importir produk Indonesia dengan loyalitas terhadap produk Indonesia dan kontributif terhadap nilai ekspor nasional disampaikan langsung Dubes RI untuk Italia, Esti Andayani, Selasa.
Duta Besar Esti Andayani menyatakan Bambu Design layak diberikan penghargaan karena memenuhi kriteria sebagai penerima Primaduta Award dari sisi nilai impor dan secara konsisten selama beberapa tahun ini mengimpor berbagai produk dari Indonesia.
Dubes Esti juga menyatakan keberadaan ruang pamer Bambu Design di Milan yang merupakan pusat bisnis dan adibusana sangat menguntungkan Indonesia.
"Ekspor furnitur ke Italia bukan hanya menambah devisa, tapi juga mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Desain furnitur dan dekorasi rumah bergaya etnik Indonesia merepresentasikan budaya bangsa Indonesia," ujar Dubes Esti Andayani.
Pejabat Bidang Ekonomi KBRI Roma, Aries Asriadi, menyebutkan Milan adalah salah satu penjuru desain furnitur di Eropa sehingga KBRI Roma selalu ikut serta dalam pameran internasional di kota tersebut.
Dikatakan tahun 2017, Indonesia mengikuti dua pameran bergengsi berskala internasional di Milan, Tortona Design Week untuk promosi desain furnitur dan Homi Milano untuk produk dekorasi rumah.
Saat ini, KBRI Roma bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif mengupayakan agar furnitur Indonesia dapat ditampilkan pada pameran furnitur Eropa, Salone di Mobile, yang diadakan di Milan 2018 mendatang.
Terdapat prospek peningkatan ekspor Indonesia ke Italia sejalan dengan semakin membaiknya perekonomian Italia.
Dikatakan periode Januari-September 2017, ekspor Indonesia mencatat peningkatan hingga 21 persen dibanding periode yang sama tahun 2016.
Ekspor Indonesia ke Italia tahun lalu mencapai 1,57 miliar dolar AS sementara periode Januari-September 2017, ekspor ke Italia mencapai 1,60 miliar dolar AS.
"Kami yakin ekspor furnitur, kerajinan tangan dan produk dekorasi rumah akan mampu meningkatkan nilai dagang Indonesia ke Italia. Saat ini, produk ekspor Indonesia terbesar di Italia antara lain komoditas pertanian khususnya minyak sawit, kopi, batu bara dan produk dari karet. Indonesia juga mengekspor produk tekstil, alas kaki dan polyester dalam jumlah besar ke Italia," demikian Sinabutar.
Produk dekorasi Indonesia diminati konsumen Italia
20 Desember 2017 23:03 WIB
Ilustrasi--Produk furnitur. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: