KSPSI meminta pemerintah antisipasi era digitalisasi pabrik
20 Desember 2017 22:03 WIB
Arsip: (kiri ke kanan) Dirut Bank BTN Maryono, Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Deputi IV Kepresidenan Bidang Komunikasi Eko Sulistyo dan Dirut PT PP Tumiyana menyatukan tangan usai melakukan perjanjian kerjasama program pengembangan hunian untuk pekerja antara PT PP Tbk, BPJS Ketenagakerjaan, Bank BTN dan KSPSI di Jakarta, Kamis (15/9/2016). (ANTARA FOTO/Pradi/ho)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea meminta pemerintah mengantisipasi era digitalisasi pabrik yang mengancam pekerja kehilangan pekerjaan.
"Ini pemerintah harus merespon karena akan banyak pekerja kehilangan pekerjaan," kata Gani saat Kongres ke-9 KSPSI di Jakarta Rabu.
Andi mengatakan pemerintah harus mengantisipasi era digitalisasi dan robotik pabrik dengan meningkatkan keterampilan bagi pekerja.
Pemberlakuan digitalisasi dan robotik pabrik, menurut Andi menjadi ketakutan bagi buruh di Indonesia maupun negara lain.
Andi mengungkapkan KSPSI sejak lima tahun terakhir telah menjalankan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja pabrik untuk meningkagkan keterampilan.
Pada kesempatan itu, Andi berharap pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) segera merealisasikan sejuta rumah bagi buruh di Indonesia.
"Kami berharap pemerintah Jokowi sekarang menjalankan program sejuta rumah sudah mencapai 700.000 unit," tutur Andi.
Andi mengapresiasi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang akan menerbitkan instruksi kepada seluruh kepala daerah wajib menerima perwakilan buruh untuk menyampaikan aspirasi.
Hal lainnya juga Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) akan membentuk tim reaksi cepat untuk menangani kasus buruh sehingga pemeringah akan segera merespon laporan.
Sementara itu, Menaker Hanif Dhakiri menyebutkan strategi transformasi digitalisasi penting bagi bekal pekerja agar tidak terjadi guncangan pada sektor industri karena kalah bersaing.
"Kita ingin semua itu antisipasi salah satunya dengan mendorong industri strategi transformasi," ujar Hanif.
Hanif menambahkan pekerja juga akan diberikan akses pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas sehingga berdampak terhadap penghasilan, serta kesejahteraan.
"Ini pemerintah harus merespon karena akan banyak pekerja kehilangan pekerjaan," kata Gani saat Kongres ke-9 KSPSI di Jakarta Rabu.
Andi mengatakan pemerintah harus mengantisipasi era digitalisasi dan robotik pabrik dengan meningkatkan keterampilan bagi pekerja.
Pemberlakuan digitalisasi dan robotik pabrik, menurut Andi menjadi ketakutan bagi buruh di Indonesia maupun negara lain.
Andi mengungkapkan KSPSI sejak lima tahun terakhir telah menjalankan pendidikan dan pelatihan bagi pekerja pabrik untuk meningkagkan keterampilan.
Pada kesempatan itu, Andi berharap pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) segera merealisasikan sejuta rumah bagi buruh di Indonesia.
"Kami berharap pemerintah Jokowi sekarang menjalankan program sejuta rumah sudah mencapai 700.000 unit," tutur Andi.
Andi mengapresiasi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang akan menerbitkan instruksi kepada seluruh kepala daerah wajib menerima perwakilan buruh untuk menyampaikan aspirasi.
Hal lainnya juga Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) akan membentuk tim reaksi cepat untuk menangani kasus buruh sehingga pemeringah akan segera merespon laporan.
Sementara itu, Menaker Hanif Dhakiri menyebutkan strategi transformasi digitalisasi penting bagi bekal pekerja agar tidak terjadi guncangan pada sektor industri karena kalah bersaing.
"Kita ingin semua itu antisipasi salah satunya dengan mendorong industri strategi transformasi," ujar Hanif.
Hanif menambahkan pekerja juga akan diberikan akses pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas sehingga berdampak terhadap penghasilan, serta kesejahteraan.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: