Lampung (ANTARA News) - Petani bawang binaan PT Santosa Agrindo (Santori), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa), bersama Universitas Negeri Lampung (Unila), sudah menikmati panen perdana pada akhir 2017 ini.

“Panen ini merupakan pijakan pertama bagi Santori untuk mendukung kegiatan ekonomi berbasis agribisnis di sekitar lokasi usaha,” kata Head of Social Investment Japfa, R. Artsanti Alif. “Program Bawang Merah Anak Tuha ini merupakan bagian dari program investasi sosial Japfa dengan pendekatan berkelanjutan.”

Menggandeng Unila, Santori mendampingi petani-petani di sekitar lokasi usaha untuk membudidayakan bawang merah sebagai produk unggulan. Langkah itu, kata Artsanti, merupakan salah satu bentuk dukungan perusahaan tidak hanya kepada masyarakat tetapi juga program pemerintah pusat ataupun daerah dalam swasembada bawang merah.

“Melalui program ini harapannya akan muncul petani-petani bawang merah baru yang memiliki tidak hanya pengalaman budidaya tetapi juga pengetahuan yang mumpuni terkait budidaya dan penanganan penyakit,” imbuhnya.

Panen perdana petani mitra bawang Santori ersebut dilaksanakan di salah satu lahan petani mitra, Pak Badar, yang juga ketua kelompok petani penerima manfaat program PT Santosa Agrindo yang berlokasi di Kecamatan Anak Tuha.

“Program ini merupakan salah satu bentuk upaya Santori untuk memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar lokasi usahanya,” ujar Zamzam Qudaruddin, Head of Unit Feedlot Bekri Santori.

Menurut Zamzam, program bawang merah Anak Tuha tersebut merupakan salah satu bentuk usaha Santori untuk memanfaatkan pupuk kandang yang menjadi hasil sampingan kegiatan usaha.

“Melalui program ini kami ingin mengajak masyarakat untuk memanfaatkan pupuk kandang hasil sampingan usaha penggemukan sapi,” katanya. “Pemanfaatan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan juga menunjukkan komitmen perusahaan untuk mengimplementasikan ‘sustainable feedlot’.”