Paris (ANTARA News) - Presiden Emmanuel Macron balas menyerang Bashar al-Assad, Selasa (19/12), setelah presiden Suriah tersebut menuduh Prancis mendukung terorisme di negara yang dilanda peang itu.
Macron mengatakan pernyataan Assad "tidak dapat diterima".
Assad pada Senin menyebut Paris "penggagas dukungan untuk terorisme di Suriah sejak konflik pertama kali meletus," merujuk kepada dukungan Prancis terhadap pemberontak yang memerangi rezimnya sejak 2011.
Macron menegaskan bahwa Prancis selama bertahun-tahun berfokus menumpas kelompok ISIS sebagai bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).
"Kami sejak awal konsisten" dalam pertempuran melawan ISIS, kata Macron dalam konferensi pers gabungan dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
Saat perang brutal Suriah meletus pascademonstrasi antipemerintah pada 2011, Prancis termasuk di antara negara-negara Barat yang bersikeras bahwa Assad harus mundur.
Pendahulu Macron, Francois Hollande, mengonfirmasi pada 2014 bahwa Prancis memasok senjata kepada pejuang anti-Assad, setelah memberikan dukungan logistik kepada pemberontak yang dianggap moderat, termasuk warga Kurdi.
Setelah Macron memenangkan pemilihan presiden pada Mei, dia mengonfirmasi bahwa kebijakannya beralih menjadi memprioritaskan penumpasan ISIS daripada menggulingkan Assad, memperingatkan munculnya "negara gagal" jika presiden itu digulingkan paksa. (mr)
Macron tidak terima Prancis dituduh dukung terorisme di Suriah
20 Desember 2017 12:59 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron menunggu tamu untuk pergi di Elysee Palace di Paris, Prancis, Senin (12/6/2017). (REUTERS/Philippe Wojazer)
Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: