Jakarta (ANTARA News) - Banyak berita kemarin yang masih layak Anda simak hari ini, berikut lima berita pilihan ANTARA News:


Presiden kenang rambut gondrongnya saat mahasiswa UGM


Presiden Joko Widodo terkenang 37 tahun silam saat masih menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang berambut gondrong dan bercelana "cutbray"


"Tadi ketika saya masuk ke kampus kita yang kita cintai ini, kenangan saya kembali ke 37 tahun yang lalu sebagai mahasiswa yang gondrong, celananya `cutbray`," kata Presiden saat memberi kuliah umum dalam rangka dies natalis ke-68 UGM di Yogyakarta, Selasa.


KPK kirim surat panggilan lagi ke anak Novanto


Komisi Pemberantasan Korupsi telah mengirimkan surat pemanggilan kembali terhadap dua anak dari Setya Novanto untuk diperiksa sebagai saksi dalam penyidikan tindak pidana korupsi KTP-elektronik (KTP-e).


Adapun dua anak Novanto itu antara lain Dwina Michaella dan Rheza Herwindo yang akan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Anang Sugiana Sudihardjo.


Kemenkes siapkan 4.000 obat ADS untuk pasien difteri


Kementerian Kesehatan akan menyiapkan 4.000 obat Antidifteri Serum (ADS) untuk memenuhi kebutuhan pengobatan pasien difteri di Indonesia.


Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo di Jakarta, Selasa, mengatakan akan mengimpor obat ADS guna memenuhi kebutuhan pada kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri.


Curhatan Jonghyun sebelum meninggal, depresi dan sendirian


Sebelum akhirnya meregang nyawa, salah satu personel SHINee, Jonghyun sempat menuliskan isi hatinya dalam secarik surat.


Surat itu lantas dia berikan pada sahabatnya, termasuk 9 dari group Dear Cloud. Menurut 9, Jonghyun menginginkan agar suratnya dipublikasikan.


Dalam suratnya, pelantun "Encore" itu mengaku depresi dan merasa sendiri. Dia tak mampu melawan semua itu dan membeci dirinya karena itu. Bernapas saja, tulis dia, tak mampu.


Slank dinobatkan jadi duta perlindungan WNI


Grup band legendaris Slank telah dinobatkan menjadi Duta Perlindungan Warga Negara Indonesia 2017 oleh Kementerian Luar Negeri.


"Meskipun Slank ini mengusung genre musik rock, keras, tapi ternyata hati mereka lembut dan mudah tergugah, mereka punya kepedulian tinggi dan ingin melakukan sesuatu untuk perlindungan warga kita di luar negeri," kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, di Jakarta, Selasa malam.