Ratusan pengemudi Go-Jek Semarang dapat kredit rumah bersubsidi
19 Desember 2017 18:20 WIB
Kepala Kantor Wilayah III Bank BTN Joni Prasetiyanto (kiri) dan SVP Public Policy and Goverment Relations Go-Jek Malikulkusno Utomo (kanan) secara simbolis menyerahkan kunci rumah kepada perwakilan pengemudi Go-Jek Abdul Wahid (kedua kanan), di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/12/2017). Go-Jek bersama Bank BTN memperluas kerja sama akses pembiayaan perumahan bagi mitra Go-Jek di berbagai kota di Indonesia sebagai bentuk komitmen kedua perusahaan tersebut dalam mendukung program sejuta rumah yang diinisiasi Pemerintah. (ANTARA /R. Rekotomo)
Semarang (ANTARA News) - Ratusan unit rumah bersubsidi disediakan untuk para pengemudi Go-Jek yang berada di wilayah Semarang dengan kredit terjangkau, yakni cicilan minimal Rp42 ribu per hari.
"Program ini merupakan salah satu manfaat yang ditawarkan Go-Jek kepada mitranya," kata Senior Vice President (SVP) Publik Policy and Government Relation Gojek Malikulkusno Utomo di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai peluncuran "Go-Jek dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Perluas Akses Kepemilikan Rumah Bagi Mitra Go-Jek" yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Semarang.
Diakuinya, para pekerja sektor informal, seperti mitra Go-Jek selama ini kerap dianggap tidak "bankable" sehingga sering kesulitan dalam mendapatkan produk perbankan, termasuk kredit pembiayaan rumah.
Program akses pembiayaan rumah kerja sama Go-Jek dengan BTN sudah diluncurkan sejak Mei 2017 di kawasan Jabodetabek, dan diperluas ke 14 kota sehingga sudah lebih dari 4.500 mitra Go-Jek yang mendaftar.
"Tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi, seperti masa kerja minimal satu tahun, ikut program menabung selama sembilan bulan, batas usia 21-45 tahun, dan `performance` kerjanya juga dilihat," katanya.
Kepala Kantor Wilayah III BTN Joni Prasetiyantono menjelaskan program rumah bersubsidi bagi mitra Go-Jek untuk wilayah Semarang tersebar di empat kawasan yang disediakan oleh pengembang perumahan.
"Untuk rumah bersubsidi memang ada pembatasan harga yang berbeda di tiap wilayah, kalau di Semarang maksimal Rp123 juta/unit. Memang tidak di perkotaan karena harganya jelas lebih tinggi," katanya.
Empat kawasan itu, yakni Perumahan Puri Delta Asri VIdari PT Dwiwahana Delta Asri sekitar 500 unit, Perumahan Graha Raya Sarirejo dari PT Adinata Graha Raya sekitar 350 unit yang semuanya di Kaliwungu, Kendal.
Kemudian, di kawasan Mranggen, Demak, yakni Perumahan Pucanggading sekitar 200 unit oleh PT Perumnas, dan keempat adalah perumahan di kawasan Boja, Kendal yang disiapkan sekitar 200 unit.
"Besaran angsuran minimal Rp42 ribu/hari dengan perhitungan 30 hari selama satu bulan. Kalau satu bulan kan Rp1,26 juta. Masa pinjaman maksimal 20 tahun. Jadi, kami rasa terjangkau," katanya.
Untuk pendaftaran bagi mitra Go-Jek yang ada di Semarang, kata dia, sudah dibuka di BTN Cabang Karangayu, Semarang, dengan melihat "track record" dari pemohon sebagai salah satu pertimbangan.
"Target kami setidaknya 600 mitra Go-Jek di Semarang yang ikut program ini. Sejalan dengan misi OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan, sekaligus menyukseskan program satu juta rumah," katanya.
Sementara itu, Abdul Wahid (37) pengemudi Go-Jek di Semarang merasa terbantu dengan program itu karena selama ini memang kesulitan mengakses kredit rumah dengan statusnya sebagai pekerja informal.
"Selama ini, saya masih mengontrak rumah di daerah Meteseh, Semarang, sejak 2009. Rencananya, saya mau ngambil rumah di Pucanggading. Ya, pertimbangan aksesnya lebih dekat kalau mau kerja," katanya.
Dengan cicilan Rp42 ribu/hari, diakui bapak tiga anak itu, masih terjangkau dengan penghasilan rata-rata yang didapatnya setiap hari, termasuk sudah dikurangi biaya operasional, seperti bensin dan makan.
"Program ini merupakan salah satu manfaat yang ditawarkan Go-Jek kepada mitranya," kata Senior Vice President (SVP) Publik Policy and Government Relation Gojek Malikulkusno Utomo di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai peluncuran "Go-Jek dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Perluas Akses Kepemilikan Rumah Bagi Mitra Go-Jek" yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Semarang.
Diakuinya, para pekerja sektor informal, seperti mitra Go-Jek selama ini kerap dianggap tidak "bankable" sehingga sering kesulitan dalam mendapatkan produk perbankan, termasuk kredit pembiayaan rumah.
Program akses pembiayaan rumah kerja sama Go-Jek dengan BTN sudah diluncurkan sejak Mei 2017 di kawasan Jabodetabek, dan diperluas ke 14 kota sehingga sudah lebih dari 4.500 mitra Go-Jek yang mendaftar.
"Tentu ada persyaratan yang harus dipenuhi, seperti masa kerja minimal satu tahun, ikut program menabung selama sembilan bulan, batas usia 21-45 tahun, dan `performance` kerjanya juga dilihat," katanya.
Kepala Kantor Wilayah III BTN Joni Prasetiyantono menjelaskan program rumah bersubsidi bagi mitra Go-Jek untuk wilayah Semarang tersebar di empat kawasan yang disediakan oleh pengembang perumahan.
"Untuk rumah bersubsidi memang ada pembatasan harga yang berbeda di tiap wilayah, kalau di Semarang maksimal Rp123 juta/unit. Memang tidak di perkotaan karena harganya jelas lebih tinggi," katanya.
Empat kawasan itu, yakni Perumahan Puri Delta Asri VIdari PT Dwiwahana Delta Asri sekitar 500 unit, Perumahan Graha Raya Sarirejo dari PT Adinata Graha Raya sekitar 350 unit yang semuanya di Kaliwungu, Kendal.
Kemudian, di kawasan Mranggen, Demak, yakni Perumahan Pucanggading sekitar 200 unit oleh PT Perumnas, dan keempat adalah perumahan di kawasan Boja, Kendal yang disiapkan sekitar 200 unit.
"Besaran angsuran minimal Rp42 ribu/hari dengan perhitungan 30 hari selama satu bulan. Kalau satu bulan kan Rp1,26 juta. Masa pinjaman maksimal 20 tahun. Jadi, kami rasa terjangkau," katanya.
Untuk pendaftaran bagi mitra Go-Jek yang ada di Semarang, kata dia, sudah dibuka di BTN Cabang Karangayu, Semarang, dengan melihat "track record" dari pemohon sebagai salah satu pertimbangan.
"Target kami setidaknya 600 mitra Go-Jek di Semarang yang ikut program ini. Sejalan dengan misi OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan, sekaligus menyukseskan program satu juta rumah," katanya.
Sementara itu, Abdul Wahid (37) pengemudi Go-Jek di Semarang merasa terbantu dengan program itu karena selama ini memang kesulitan mengakses kredit rumah dengan statusnya sebagai pekerja informal.
"Selama ini, saya masih mengontrak rumah di daerah Meteseh, Semarang, sejak 2009. Rencananya, saya mau ngambil rumah di Pucanggading. Ya, pertimbangan aksesnya lebih dekat kalau mau kerja," katanya.
Dengan cicilan Rp42 ribu/hari, diakui bapak tiga anak itu, masih terjangkau dengan penghasilan rata-rata yang didapatnya setiap hari, termasuk sudah dikurangi biaya operasional, seperti bensin dan makan.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: