PPATK imbau pemda-masyarakat anti politik uang di pilkada 2018
Dokumentasi Fokus Kinerja PPATK. Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin (kiri), Wakil Kepala PPATK Dian Ediana Rae (kanan), Mensesneg Pratikno (kedua kanan) serta Seskab Pramono Anung (kedua kiri) memaparkan mengenai fokus kinerja PPATK seusai upacara pengucapan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/10/2016). PPATK memfokuskan kinerjanya pada optimalisasi upaya pencegahan dan pemberantasan TPPU (Tindak Pidana Pencucian Uang) dan TPPT (Tindak Pidana Pendanaan Terorisme), serta bersinergi dengan aparat penegak hukum Polri-KPK-Kejaksaan untuk memberikan analisis terkait tindak kriminal transaksi keuangan. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
"Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh PPATK menjelang pilkada serentak pada tahun 2018, perbankan, khususnya bank daerah rentan dan berpotensi digunakan dan dimanfaatkan oleh para calon kepala daerah untuk membiayai segala bentuk kampanye dan memuluskan jalan menjadi kepala daerah," kata Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin saat jumpa pers di Gedung PPATK, Jakarta, Selasa.
Kiagus menuturkan, modus yang sering terjadi menjelang pilkada adalah pemberian atau pengucuran kredit dalam jumlah yang relatif besar kepada masyarakat (oknum) dengan penerima manfaat sebenarnya adalah para calon kepala daerah yang akan bertarung.
"PPATK mengimbau dan memperingatkan kepada perbankan, khususnya bank daerah untuk tidak melakukan kegiatan operasional bank yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,"ujar Kiagus.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada seluruh calon kepala daerah yang akan bertarung pada pilkada serentak tahun 2018 untuk bersikap jujur, terhormat dan kesatria dalam memenangkan hati pemilih.
"PPATK juga mengimbau agar masyarakat Indonesia lebih cerdas dalam menentukan pilihan dalam pilkada serentak tahun 2018, dengan memilih sesuai harapannya dan menghindari praktik politik uang," katanya.
Pelaksanaan pilkada serentak dijadwalkan berlangsung pada Juni 2018 yang diikuti oleh 171 daerah, yakni terdiri atas 17 provinsi dan 154 kabupaten-kota, bersamaan dengan tahapan persiapan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden di 2019.
Adapun jumlah pemilih di pilkada 2018 mencapai 158 juta pemilih, atau sekitar 80 persen dari total pemilih nasional untuk pemilihan presiden (pilpres) pada 2019 yang mencapai 197 juta pemilih.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017