Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak naik delapan poin menjadi Rp13.573 per dolar AS dari Rp13.581 per dolar AS dengan dukungan sentimen positif dari dalam negeri.

"Mata uang rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS ditopang sentimen dari dalam negeri yang cukup positif," kata Kepala riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Ia menjelaskan bahwa keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap 4,25 persen, neraca perdagangan Indonesia yang surplus pada November, utang luar negeri yang relatif terkendali, serta pertumbuhan ekonomi tahun ini yang diprediksi masih bisa meningkat menunjukkan fundamental ekonomi nasional kondusif.

"Sentimen domestik yang positif akan lebih menjaga pergerakan rupiah," katanya.

Sementara dolar AS, yang sempat terangkat nilainya oleh sentimen mengenai rancangan undang-undang pajak Amerika Serikat yang diperkirakan disetujui pekan ini, penguatannya cenderung bersifat jangka pendek menurut dia.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan reformasi pajak Amerika Serikat masih menjadi fokus, terutama bagi pelaku pasar asing, untuk menentukan kebijakan investasi di negara berkembang.

"Sebagian investor masih terpengaruh oleh sentimen reformasi pajak AS, karena sentimen itu dapat memicu aliran dana menuju AS," katanya.

Ia menambahkan sejumlah investor memproyeksikan pengesahan undang-undang reformasi pajak Amerika Serikat dapat mendorong perbaikan ekonomi negara itu, yang akhirnya memicu permintaan aset berdenominasi dolar AS.