Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menilai atlet-atlet bulu tangkis di semua nomor pertandingan menunjukkan perkembangan positif sepanjang tahun 2017 walau federasi masih mengandalkan ganda putra dan campuran untuk mendulang prestasi.
"Memang untuk tahun ini mungkin ganda putra yang menghasilkan terbaik. Tapi juga nomor lain juga mulai menunjukkan prestasi yang cukup meningkat," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI Susy Susanti yang dihubungi dari Jakarta, Senin.
Contohnya, kata Susy, ganda putri untuk 2017 bisa sedikitnya menghasilkan dua gelar juara melalui Greysia Polii/Apriyani Rahayu (1 super series Prancis Terbuka dan 1 Grand Prix Gold Thailand Terbuka).
"Menurut penghitungan saya, lebih malah, turnamen lain juga banyak," ujar dia.
Lebih lanjut, Susy menjelaskan di nomor tunggal putra pun menunjukkan peningkatan prestasi yang cukup menarik perhatian dengan sempat menciptakan partai final sesama pemain Indonesia di Korea Terbuka.
Pun juga dengan nomor tunggal putri yang menurut Susy meskipun di sektor seniornya baru mencapai semifinal atau final level Grand Prix Gold, tapi untuk sektor junior menunjukkan perkembangan luar biasa dengan menjuarai Kejuaraan Dunia Junior setelah 25 tahun yang dipecahkan oleh Gregoria Mariska Tunjung.
"Intinya kita harus kerja keras lagi untuk mencapai prestasi yang kita mau yang sesuai arahan Ketua Umum Wiranto untuk mengembalikan kejayaan bulutangkis seperti masa lalu," tutur Susy.
Diketahui, untuk cabang bulu tangkis musim kompetisi 2017 ini, Indonesia bisa dibilang hanya mengandalkan dua nomor yang memang memiliki catatan luar biasa yakni ganda putra dan ganda campuran.
Di ganda putra, yang memiliki catatan luar biasa sepanjang tahun 2017 adalah pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang mampu meraih tujuh gelar super series, disusul Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro yang menembus final Kejuaraan Dunia 2017.
Adapun di ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir menjadi yang terbanyak meraih gelar tertinggi dengan dua gelar super series yang disusul Praveen Jordan/Debby Susanto dengan satu super series.
Karenanya, kata Susy, untuk tahun 2018 mendatang pihaknya akan menurunkan pemain berdasarkan kategori kompetisi yang sesuai semisal di ganda putra dan campuran yang diarahkan untuk bersaing dengan level elit dunia yakni super series.
Untuk ganda putri akan diturunkan di level challenge, hingga super series dengan incaran utama gelar grand prix dan grand prix gold yang sama seperti tunggal putra dan putri.
"Selangkah demi selangkah lah, semua kan melalui proses," kata Susy.
Tujuan besar PBSI, tambah Susy, adalah bisa menciptakan prestasi tidak hanya di satu nomor, seperti ganda putra saja atau campuran saja tapi semua nomor.
Atas alasan tersebut juga, PBSI akan merombak struktur pelatnas untuk tahun 2018, termasuk melaksanakan promosi dan degradasi dengan berbagai indikator standar penilaian yang dimilikinya untuk melaksanakan sistem promosi dan degradasi pemain pelatnas
"Kita harus bisa meningkatkan atau bahkan melebihi capaian yang sebelumnya dengan lebih stabil lagi dalam prestasi, khususnya untuk sektor lain yang masih tertinggal. Kita harus punya target, tahun ini mungkin ganda putra yang merajai. Kita harap tahun depan muncul juga ganda putri, kita kan inginnya semua sektor. Intinya balik lagi kita harus punya tekad yang kuat, kerja keras, mau capek dan keinginan prestasi yang lebih baik," ucap Susy menambahkan.
PBSI nilai semua nomor progresif di tahun 2017
18 Desember 2017 23:38 WIB
Susy Susanti. (ANTARA /Rosa Panggabean)
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: