Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus memantau penanganan gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter (SR) yang mengguncang wilayah bagian selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat malam (15/12).

"Saya telah terus memantau penangannnya di lapangan, sekali lagi saya terus mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap gempa, terutama yang berada di tengah laut karena itu bisa menimbulkan tsunami," kata Presiden seusai Apel dan Kemah Kebangsaan Pemuda Islam Indonesia di Yogyakarta, Sabtu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan setidaknya dua orang meninggal akibat gempa bumi. Kedua orang yang meninggal adalah Dede Lutfi (62) warga Desa Gunungsahari, Kabupaten Ciamis dan Aminah (80) warga Sugihwaras Pekalongan karena tertimbun tembok yang roboh akibat gempa.

"Saya sudah mendapatkan laporan baik dari BMKG maupun BNPB mengenai gempa tadi malam, 6,9 Skala Richter dan mengguncang wilayah baik di Banten, Jawa Barat, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian Jawa Tengah," ungkap Presiden.

Presiden menilai masyarakat sudah cerdas dalam menanggapi gempa.

"Saya sangat senang tadi malam saya mengikuti sampai jam tiga, masyarakat merespon langsung peringatan yang diberikan mengenai kemungkinan adanya tsunami dan mengevakuasi mandiri yang diarahkan oleh aparat-aparat kita dengan membunyikan peringatan-peringatan. Saya kira ini sebuah hal yang sangat baik, dan Alhamdulilah sudah tidak terjadi apa-apa," ungkap Presiden.

Selain itu, Presiden Jokowi menambahkan, "Saya mendapatkan laporan ada tiga orang yang meninggal dan ada puluhan rumah yang rusak, tapi juga saya kira masyarakat juga tidak usah terlalu resah karena peristiwa tadi malam menunjukkan peringatan dan evakuasi mandiri suatu yang bagus karena negara kita memang dikelilingi oleh titik gempa."

Selain korban meninggal, gempa tersebut mengakibatkan tujuh orang luka, 43 rumah rusak berat hingga roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami mengalami kerusakan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa daerah yang terdampak gempa dan mengalami kerusakan di antaranya Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara.

Gempa terjadi lantaran aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di daerah selatan Jawa.

Gempa bumi berpusat di 42 kilometer Barat Daya Kawalu, Jawa Barat dengan kedalaman 107 kilometer. Gempa bumi itu berpotensi tsunami di selatan Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, namun peringatan dini tsunami sudah dicabut pada Sabtu (16/12) pukul 02.00 WIB.

Hasil monitoring Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga pukul 02.14 WIB telah terjadi tiga kali gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,2, 3,4 dan 3,2 SR.