Bandung (ANTARA News) - Seorang warga Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia karena serangan jantung sesaat setelah guncangan gempa bumi Tasikmalaya berkekuatan 6.9 skala richter terjadi, Jumat (15/12) malam.

"Korban memiliki riwayat penyakit jantung, akhirnya kambuh dan meninggal dunia," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Djakaria kepada wartawan di Garut, Sabtu.

Korban bernama Kusnadi (60) warga Kampung/Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan, meninggal bukan karena tertimpa material bangunan saat terjadi gempa.

Korban yang memiliki riwayat penyakit jantung itu meninggal karena kaget lalu terkena serangan jantung saat terjadi gempa bumi.

"Jadi korban kaget dan sesak napas hingga akhirnya meninggal dunia," katanya.

Ia menyampaikan, gempa bumi yang terjadi tengah malam itu sempat membuat panik warga kemudian berhamburan keluar rumah.

Sedangkan korban yang meninggal, kata dia, saat gempa sedang berdzikir, lalu penyakit jantungnya kambuh.

"Korban saat itu tengah berdzikir, mungkin sakitnya kambuh," katanya.

Sementara itu, BPBD Garut masih melakukan pendataan jumlah warga yang terdampak gempa, juga jumlah kerusakan bangunan.

BPBD Garut sudah menerjunkan tim ke seluruh kecamatan untuk memantau perkembangan pasca gempa bumi tersebut.



Baca juga: BNPB: Dua orang meninggal akibat gempa