PBB, New York (ANTARA News) - Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan prihatin dengan meningkatnya jumlah distrik di Yaman yang terancam kelaparan, kata seorang juru bicara PBB pada Kamis (14/12).

Kondisi kemanusiaan bertambah parah oleh konflik yang berlarut, membatasi impor komoditas penting yang diperlukan bagi kelangsungan hidup rakyat Yaman, kurangnya penghasilan, dan membuat ambruk layanan dasar, terutama layanan kesehatan, air dan kebersihan, kata Juru Bicara PBB Farhan Haq dalam satu taklimat.

Sepertiga distrik di Yaman, tempat tinggal 10 juta orang, menghadapi risiko kelaparan yang meningkat, katanya.

Haq kembali menyeru koalisi militer pimpinan Arab Saudi agar mempercepat pengiriman makanan dan meningkatkan impor melalui Pelabuhan Laut Merah Hudaydah dan Saleef.

Tak ada impor bahan bakar komersial yang diizinkan melalui Hudaydah sejak dimulainya blokade oleh koalisi pada 6 November, katanya.

Sejak pembatasan mereda pada 26 November, lima kapal komersial yang membawa 116.070 ton meter barang merapat di Hudaydah dan Saleef, dan bisa memenuhi sepertiga keperluan makanan untuk Yaman.

Enam kapal kormersial telah membatalkan permintaan mereka untuk memasuki Hudaydah dan Saleef karena waktu tunggu yang lama, kata Haq.

Yaman telah dirongrong perang saudara sejak 2015 antara gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang berpusat di Sana`a, dan pasukan yang setia kepada Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadir, yang berpusat di Aden.

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi memerangi pasukan Al-Houthi --yang diduga didukung oleh Iran.

(Uu.C003)