Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, ditutup menguat dengan mencatatkan rekor baru ke posisi 6.113 poin.

IHSG BEI ditutup menguat 59,04 poin atau 0,97 persen menjadi 6.113,65, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 11,59 poin menjadi 1.032,74.

"IHSG bergerak menguat disaat mayoritas indeks Asia terkonsolidasi negatif. Sentimen dari dalam negeri yang positif menjadi penopang IHSG," kata Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa saham-saham sektor produsen semen dan konstruksi memimpin penguatan IHSG. penguatan saham-saham sektor itu seiring optimisme pasar yang meningkat terhadap proyek infrastruktur pemerintah tahun depan menyusul adanya opsi pendanaan yang lebih jelas.

Di sisi lain, lanjut dia, sebagian investor asing yang mulai melakukan aksi beli turut mendorong IHSG ke arah yang lebih tinggi. Pada Kamis (14/12) ini, investor asing membukukan beli bersih atau foreign net buy di pasar saham reguler mencapai sebesar Rp424,92 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen eksternal mengenai hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang memutuskan untuk menaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen hingga 1,50 persen turut menjadi faktor penopang IHSG.

"Adanya kepastian dari The Fed itu mengurangi ketidakpastian di pasar," katanya.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 337.568 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 27,406 miliar lembar saham senilai Rp9,781 triliun. Sebanyak 187 saham naik, 135 saham menurun, dan 136 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei turun 63,62 poin (0,28 persen) ke 22.694,45, indeks Hang Seng melemah 55,72 poin (0,19 persen) ke 29.166,38 dan Straits Times melemah 32,99 poin (0,95 persen) ke posisi 3.435,78.