Pemerintah targetkan kereta Bandara Internasional Baru Yogyakarta beroperasi 2020
14 Desember 2017 17:46 WIB
Pekerja mengerjakan pembuatan kereta rel diesel elektrik pesanan PT Kereta Api Indonesia (KAI), di PT Industri Kereta Api, Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/12/2017). PT INKA mengerjakan pembuatan tiga rangkaian KRDE pesanan PT KAI dengan nilai kontrak Rp138 miliar yang akan dioperasikan di Bandara Internasional Minangkabau sebanyak dua rangkaian, dan sisanya untuk Bandara Adi Soemarmo di Solo. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan kereta api bandara pendukung Bandara Internasional Baru Yogyakarta (BIBY) dapat beroperasi pada 2020 mendatang.
Kepala Bidang Sistem Transportasi Nonjalan, Deputi Sistem Transportasi Multimoda Kementerian Koordinator Perekonomian, Dwinanta Utama, mengatakan konstruksi KA Bandara Internasional Baru Yogyakarta direncanakan berlangsung 2018 hingga 2019.
"Yang akan dibangun adalah jalur baru dari Stasiun Kedundang (Kulon Progo) menuju Bandara Internasional Baru Yogyakarta dengan jarak 5,4 kilometer," kata Utama, dalam seminar di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa proyek kereta api Bandara Internasional Baru Yogyakarta akan dibangun dengan dua skenario. Pembiayaan direncanakan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Total pembiayaan untuk skenario at grade mencapai Rp1,07 triliun dan elevated mencapai Rp1,99 triliun. Perbedaan terbesar adalah pada biaya konstruksi.
Utama menjelaskan, total biaya konstruksi untuk skenario at grade mencapai Rp320 miliar dan skenario elevated Rp1,24 triliun.
Dua skenario itu pilihan dalam pembangunan kereta Bandara Internasional Baru Yogyakarta. Pemilihan skenario tergantung keputusan Kementerian Perhubungan.
Pemilihan skenario tersebut memengaruhi tarif layak kereta bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta. Berdasarkan berbagai asumsi, tarif akan layak untuk skenario at grade Rp54.500 dan elevated Rp101.000.
Kemenko Perekonomian merekomendasikan bahwa tarif yang rendah akan mampu menyerap pasar lebih besar sehingga keberlangsungan kereta api bandara lebih terjamin.
Kepala Bidang Sistem Transportasi Nonjalan, Deputi Sistem Transportasi Multimoda Kementerian Koordinator Perekonomian, Dwinanta Utama, mengatakan konstruksi KA Bandara Internasional Baru Yogyakarta direncanakan berlangsung 2018 hingga 2019.
"Yang akan dibangun adalah jalur baru dari Stasiun Kedundang (Kulon Progo) menuju Bandara Internasional Baru Yogyakarta dengan jarak 5,4 kilometer," kata Utama, dalam seminar di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa proyek kereta api Bandara Internasional Baru Yogyakarta akan dibangun dengan dua skenario. Pembiayaan direncanakan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
Total pembiayaan untuk skenario at grade mencapai Rp1,07 triliun dan elevated mencapai Rp1,99 triliun. Perbedaan terbesar adalah pada biaya konstruksi.
Utama menjelaskan, total biaya konstruksi untuk skenario at grade mencapai Rp320 miliar dan skenario elevated Rp1,24 triliun.
Dua skenario itu pilihan dalam pembangunan kereta Bandara Internasional Baru Yogyakarta. Pemilihan skenario tergantung keputusan Kementerian Perhubungan.
Pemilihan skenario tersebut memengaruhi tarif layak kereta bandara Bandara Internasional Baru Yogyakarta. Berdasarkan berbagai asumsi, tarif akan layak untuk skenario at grade Rp54.500 dan elevated Rp101.000.
Kemenko Perekonomian merekomendasikan bahwa tarif yang rendah akan mampu menyerap pasar lebih besar sehingga keberlangsungan kereta api bandara lebih terjamin.
Pewarta: Roberto Basuki
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: