Palembang (ANTARA News) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyeleksi atlet untuk memperkuat timnas putri Asian Games XVIII tahun 2018.

Anggota Exco PSSI Papat Yunisal di Palembang, Kamis, mengatakan, PSSI sudah mendapatkan puluhan nama atlet yang direkomendasi Tim Pencari Bakat melalui kompetisi Piala Pertiwi untuk diseleksi menjadi peserta Pemusatan Latihan Nasional Asian Games.

"Maksimal 40 atlet yang akan diseleksi. Mereka dipilih tim pencari bakat melalui ajang Piala Pertiwi yang diikuti 12 provinsi. Namun, jika ada Asprov PSSI yang tidak menjadi peserta Piala Pertiwi mau mengirimkan satu atau dua pemain terbaiknya, maka akan diseleksi secara individu," kata Papat.

Ia mengatakan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games tahun 2018 mendapatkan tiket secara cuma-cuma menjadi salah satu kontestan. Meski tanpa seleksi, tapi selaku tuan rumah tentunya berkeinginan memberikan yang terbaik.

Untuk itu, PSSI telah merancang program untuk mencapai target setidaknya menembus empat besar di ajang multi event 45 negara tersebut.

Program dimulai dengan menyelenggarakan pemusatan latihan nasional pada Februari di Palembang, kemudian dilanjutkan dengan sejumlah agenda uji coba seperti ke Singapura, Timur Leste dan Thailand.

Mantan pemain Timnas Indonesia peraih medali perak Asian Cup 1983 ini juga memastikan bahwa untuk mematangkan kesiapan maka tim putri akan berlaga pada Piala AFF U-16 dan Piala AFF senior.

"PSSI berharap dengan menjadi tuan rumah Asian Games maka dapat menjadi pelecut bangkitnya sepak bola wanita di Tanah Air," kata mantan striker nasional ini.

Sementara itu, Ketua Tim Pencari Bakat PSSI Danurwindo mengatakan ajang Asian Games ini seharusnya dimanfaatkan Indonesia untuk menggenjot perkembangan sepak bola putri.

"Minat sudah ada, tinggal dimassalkan. Jika sudah massal maka akan mudah mendapatkan pemain bagus," kata dia.

Menurutnya berdasarkan pematauan di Piala Pertiwi, saat ini kemampuan pesepak bola putri sudah tidak kalah dengan pesepak bola putra, hanya saja terlihat masih kekurangan jam terbang.

"Jika di Indonesia ada kompetisi profesional tentunya akan lebih bagus. Sejujurnya, saat ini untuk sektor putri, Indonesia sudah tertinggal dengan negara-negara di Asia," kata Danurwindo.