Banda Aceh (ANTARA News) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), HT Zainal Arifin Panglima Polem, mengatakan investor asing dan lokal mulai masuk setelah situasi Aceh kondusif pascatsunami dan konflik. "Sebenarnya banyak investor yang berminat dan menyatakan tertarik dengan berbagai potensi di Aceh dan sebagian besar langsung ke kabupaten/kota untuk melihat potensi daerah," katanya di Banda Aceh, Rabu. Dia mengatakan ada 15 investor asing dan empat investor lokal yang masuk melalui BKPMD dan Pemerintah Pusat yang tertarik dalam bidang pertambangan, perhotelan dan pariwisata. Sementara bidang agroindustri masih dijajaki, padahal Aceh memiliki sumber daya alam yang besar terutama sebagai daerah penghasil padi dan perkebunan seperti kopi, kelapa sawit, pala dan coklat. Kondisi Aceh yang mulai kondusif pascapenandatanganan nota kesepahaman damai (MoU) Helsinki 15 Agustus 2005, membuka pintu investasi yang selama ini seakan tertutup . Namun, dibutuhkan dukungan infrastruktur dan regulasi yang baik. Lahirnya Undang-undang No.11/2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) juga menjadi jaminan bagi investor untuk tidak ragu menanamkan modalnya di Aceh sehingga dapat meningkatkan perekonomian yang terpuruk akibat konflik dan musibah tsunami 2004. Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) di bawah kepemimpinan Gubernur/Wakil Gubernur Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar telah membuka pintu selebar-lebarnya kepada investor untuk menanamkan modal di provinsi berjuluk Serambi Mekah itu. "Regulasi yang mudah merupakan salah satu faktor untuk menarik investor, karena itu diperlukan koordinasi yang baik antara BKPMD bersama pemerintah serta Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) NAD-Nias selaku pengerak rehab rekon di Aceh," katanya.(*)