Istanbul (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninggalkan Istanbul, Turki, Rabu sore waktu setempat untuk kembali ke Tanah Air setelah menghadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Presiden Jokowi bertolak kembali ke Tanah Air melalui Bandara Internasional Attaturk Istanbul dengan menumpang Pesawat Kepresidenan RI sekitar pukul 17.20 Waktu Setempat atau sekitar pukul 21.20 WIB.

Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam perjalanan kembali ke Tanah Air antara lain Menko Polhukam Wiranto, Mensesneg Pratikno dan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi SP.

Presiden akan tiba kembali di Jakarta pada hari Kamis 14 Desember 2017.

Sementara itu dalam KTT Luar Biasa OKI, Indonesia mengusulkan enam poin usulan penting sikap OKI terkait pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.

"Pertama, OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut. Two-state solution adalah satu-satunya solusi dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," ucap Presiden Jokowi saat berpidato dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Rabu.

Kedua, Presiden mengajak semua negara yang memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv, Israel, untuk tidak mengikuti keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.

"Ketiga, negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, untuk segera melakukannya," kata Presiden Jokowi.

Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel agar mengambil langkah-langkah diplomatik. "Termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai Resolusi OKI," tutur Presiden.

"Kelima, anggota OKI harus mengambil langkah bersama meningkatkan bantuan kemanusiaan, peningkatkan kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina," ujar Presiden.

Keenam, Presiden berharap OKI harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai forum internasional dan multilateral untuk mendukung Palestina, termasuk di Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.