Cirebon (ANTARA News) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melatih 2.000 santri di Cirebon, Jawa Barat, untuk bisa memanfaatkan media digital dengan positif dan sehat.

"Karena dakwah itu bisa saja melalui media digital. Santri harus berperan untuk bisa menyampaikan dakwah yang damai dan sejuk di dunia maya," kata Staff Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Gun Gun Siswadi di Cirebon, Rabu.

Banyak kabar bohong (hoaks), menurut dia, yang berseliweran didunia maya dan ini bisa menimbulkan perpecahan, serta ekses negatif di masyarakat.

Selain itu, ia menilai, ada juga sejumlah konten yang mengajarkan pemahaman radikal sehingga sudah sangat membahayakan.

Untuk ikut memerangi hal tersebut, Kominfo menggelar kegiatan Festival Literasi Digital Pesantren di Pondok Pesantren Buntet.

"Sekitar dua ribu santri yang hadir. Mereka dilatih untuk memanfaatkan media digital dengan positif dan sehat," tuturnya.

Gun gun mengatakan sejak tahun 2008, terdapat 144 orang yang telah diproses hukum karena melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), terutama perihal berita palsu dan ujaran kebencian di media sosial (medsos).

Hingga 2016, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memblokir sekitar 773.000 situs internet yang didominasi konten pornografi.

"Untuk menangkal hal ini, maka perlu juga keterlibatan para santri," demikian Gun Gun Siswadi.

Dalam festival literasi digital tersebut, para santri diajari untuk bisa membuat vlog, meme, live streaming dan sejumlah konten positif lainnya, yang bisa langsung dipublikasikan ke dunia maya.

Ada lima kelas yang dibuka dan dimanfaatkan oleh para santri, untuk bisa menimba ilmu tentang literasi digital.