Jakarta (ANTARA News) - Forum APEC ke-4 diselenggarakan di Indonesia dengan mengangkat isu kebijakan keamanan darah guna meningkatkan keamanan dan kecukupan pasokan darah.

Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, usai meresmikan aktivitas APEC ke-4 itu di Auditorium GA Siwabessy di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu, mengatakan, keamanan pasokan darah perlu diperhatikan untuk menghindari infeksi suatu penyakit melalui transfusi darah.

"Di sini bicarakan keamanannya. Dalam keadaan seperti sekarang saya kira pemberian transfusi harus hati-hari, karena kita banyak penyakit seperti hepatitis, HIV dan sebagainya. Jadi mengelola darah tidak sembarangan, cukup berat dalam hal ini," kata Moeloek.

Dia menerangkan pentingnya mencukupi jumlah kebutuhan stok darah, dan keamanan dari darah itu sendiri. Dia meminta agar masyarakat mau mendonorkan darahnya dan bagi para tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan ketelitian dalam pemeriksaan atau penjejakan pendonor.

Kegiatan yang dihadiri perwakilan dari 21 negara anggota APEC ini diharapkan memperoleh masukan untuk penguatan kebijakan sistem mutu pelayanan darah di Indonesia.

Selain itu juga agar memperoleh strategi standardisasi mutu dan efisiensi pembiayaan pelayanan darah secara nasional melalui penerapan regionalisasi pengolahan dan pengujian darah.

Kegiatan APEC ke-4 ini diselenggarakan atas kerjasama antara APEC Life Sciences Innovation Forum, Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Transfusi Darah Indonesia.

Forum itu kegiatan tingkat regional yang bersifat teknis bertujuan memberikan kesempatan kepada pihak berkepentingan dalam pelayanan darah di Indonesia.

Forum Kebijakan Keamanan Darah yang diselenggarakan pada 13-14 Desember 2017 di Kementerian Kesehatan bertujuan memperoleh gambaran dan masukan terkait Peta Jalan Rantai Pasokan Darah 2020.

Peta jalan itu antara lain strategi akselerasi penerapan Good Manufacturng Practice dari ekonomi APEC, penguatan kebijakan sistem mutu pelayanan darah di Indonesia, serta strategi standardisasi mutu dan efisiensi pembiayaan pelayanan darah secara nasional melalui penerapan regionalisasi pengolahan dan pengujian darah.