Depok (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI) kembali menambah jumlah guru besarnya dengan mengukuhkan dua Profesor dari Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Mereka adalah Prof. Wisnu Jatmiko, S.T., M.Kom., Dr. Eng. sebagai Guru Besar Tetap Bidang Kecerdasan Buatan dan Robotika dan Prof. Dr. Irwan Adi Ekaputra, MM. sebagai Guru Besar Tetap Bidang Manajemen. Para profesor tersebut dikukuhkan di Balai Sidang kampus UI Depok, Rabu.

Prof. Wisnu Jatmiko menyampaikan pidato pengukuhan berjudul `Robotika dan Sistem Cerdas Untuk Menjawab Permasalahan Bangsa`. Dalam pidatonya, Prof. Wisnu memaparkan penelitian-penelitiannya dalam bidang kecerdasan buatan dan robotik yang bermanfaat dalam mengatasi beberapa permasalahan manusia, seperti polusi udara, kemacetan, serta dampaknya bagi kesehatan.

"Penelitian yang saya lakukan, untuk dapat menjawab tantangan global yang tertuang dalam program Sustainable Development Goals (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)," jelas Prof. Wisnu dalam pidato guru besarnya.

Untuk itu saya mencoba memberikan solusi pada beberapa poin SDGs, di antaranya mengenai climate change, sustainable cities and communities, hingga good health and well-being.

Dalam pemaparannya, intelligent robots dipergunakan untuk menangani banyak hal yang berpotensi menimbulkan bahaya jika dilakukan oleh manusia, seperti untuk mencari sumber kebocoran gas, memulihkan jaringan komunikasi dan melakukan pengamatan di daerah kebencanaan, sampai melakukan pengawasan di daerah-daerah kekayaan alam.

Kecerdasan buatan seperti Intelligent Transportation System (ITS) dapat digunakan untuk mendeteksi, melacak kendaraan, menghitung, dan memantau arus lalu lintas. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat digunakan dalam masalah kesehatan, seperti pengembangan alat Telehealth yang memungkinkan pemantauan kondisi pasien dari jarak jauh.

Sedangkan, Prof. Irwan Adi dalam pidato pengukuhan yang berjudul Socially Responsible Investing (SRI) yang merupakan cabang dalam ilmu keuangan yang mempelajari fenomena investasi modal pada perusahaan yang tidak hanya memperhatikan keuntungan finansial, namun juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Dalam melakukan investasi, SRI tidak hanya memperhatikan interaksi antara faktor risk (risiko), return (imbal hasil), dan liquidity (likuiditas), namun juga memperhatikan satu faktor lagi, yaitu sustainability (kesinambungan).

Menurut dia aspek kesinambungan tidak hanya meliputi kesinambungan kegiatan usaha perusahaan, namun juga etika dalam hal kelestarian alam, dampak sosial, dan tata kelola perusahaan. Oleh karena itu, penggunaan clean technology menjadi signifikan dalam SRI.

Clean technology adalah teknologi yang memperhatikan dampak penggunaannya terhadap lingkungan alam dan sosial. Perusahaan yang berhasil memanfaatkan clean technology akan mampu mencetak keuntungan keuangan sekaligus menjaga lingkungan yang baik.

Menurut Prof. Irwan, UI seharusnya melihat peluang ini dan mendorong penelitian interdisiplin dalam bidang ini sehingga dapat menghasilkan clean technology yang dapat digunakan untuk membangun perekonomian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.