Produk KUBE tembus pasar Malaysia-Singapura
13 Desember 2017 07:23 WIB
Dokumentasi Pedagang busana menata jilbab produksi dalam negeri di Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (15/6/2016) malam. Menurut pedagang, penjualan berbagai motif jilbab anak dan dewasa yang dijual dari harga Rp35.000 hingga Rp250.000 mengalami peningkatan 70 persen, diperkirakan akan terus meningkat hingga H-3 Lebaran. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Sleman (ANTARA News) - Kelompok Usaha Bersama (KUBE) "Sejahtera" Dusun Nambongan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sukses mengembangkan usaha jahit dan sablon yang mampu menembus pasar Malaysia dan Singapura dengan sistem pemasaran daring.
"Kelompok KUBE Sejahtera memiliki usaha jahit serta sablonase yang dikelola 10 anggota, empat anggota pengembangan dan 11 sub penjahit kini mampu memproduksi 40 buah sprei perhari dan 300 hijab perminggu," kata Ketua KUBE Sejahtera Ahmad Ngirfatul Wakhit, Rabu.
Menurut dia, per bulan omzet yang didapat KUBE Sejahtera sudah mencapai antara Rp8 juta hingga Rp9 juta per bulannya.
"Pemasaran hijab sudah menjangkau Singapura dan Malaysia, karena kami juga melakukan penjualan secara `online`," katanya.
Ia mengatakan, KUBE sejahtera mulanya didirikan pada 2014 dengan anggota 10 orang keluarga miskin dan memiliki modal awal Rp1.000.000, hasil iuran anggotanya.
"Pada 2015, KUBE yang bergerak di bidang konveksi dengan produk sprei dan hijab ini mendapat bantuan program penumbuhan KUBE sebesar Rp20 juta dari Dana Dekonsetrasi Dinas Sosial DIY," katanya.
Wakhit mengatakan, pada 2016 KUBE Sejahtera menjadi KUBE berprestasi tingkat Kabupaten Sleman dan maju tingkat DIY pada 2017 meraih juara 1.
"Kemudian diajukan ke tingkat nasional kami juga bisa meraih juara 1 lagi," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Sri Murni Rahayu mengatakan dibentuknya KUBE adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial kelompok miskin dengan peningkatan pendapatan keluarga.
"Terbentuknya KUBE mempunyai tujuan untuk mengembangkan dinamika kehidupan kelompok sosial, selain itu juga mengembangkan kreativitas, meningkatkan semangat kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, serta melahirkan sikap kemandirian," katanya.
"Kelompok KUBE Sejahtera memiliki usaha jahit serta sablonase yang dikelola 10 anggota, empat anggota pengembangan dan 11 sub penjahit kini mampu memproduksi 40 buah sprei perhari dan 300 hijab perminggu," kata Ketua KUBE Sejahtera Ahmad Ngirfatul Wakhit, Rabu.
Menurut dia, per bulan omzet yang didapat KUBE Sejahtera sudah mencapai antara Rp8 juta hingga Rp9 juta per bulannya.
"Pemasaran hijab sudah menjangkau Singapura dan Malaysia, karena kami juga melakukan penjualan secara `online`," katanya.
Ia mengatakan, KUBE sejahtera mulanya didirikan pada 2014 dengan anggota 10 orang keluarga miskin dan memiliki modal awal Rp1.000.000, hasil iuran anggotanya.
"Pada 2015, KUBE yang bergerak di bidang konveksi dengan produk sprei dan hijab ini mendapat bantuan program penumbuhan KUBE sebesar Rp20 juta dari Dana Dekonsetrasi Dinas Sosial DIY," katanya.
Wakhit mengatakan, pada 2016 KUBE Sejahtera menjadi KUBE berprestasi tingkat Kabupaten Sleman dan maju tingkat DIY pada 2017 meraih juara 1.
"Kemudian diajukan ke tingkat nasional kami juga bisa meraih juara 1 lagi," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Sri Murni Rahayu mengatakan dibentuknya KUBE adalah untuk meningkatkan kesejahteraan sosial kelompok miskin dengan peningkatan pendapatan keluarga.
"Terbentuknya KUBE mempunyai tujuan untuk mengembangkan dinamika kehidupan kelompok sosial, selain itu juga mengembangkan kreativitas, meningkatkan semangat kebersamaan dan kesetiakawanan sosial, serta melahirkan sikap kemandirian," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: