Yangon (ANTARA News) - Kepercayaan bisnis di Myanmar menurun drastis tahun ini akibat kebijakan ekonomi yang tidak jelas. Pengusaha dan investor juga kian frustasi terhadap pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dalam mengelola perekonomian.
Suu Kyi has menyebut reformasi ekonomi sebagai tujuan sangat pentingnya dalam menuntaskan transisi demokratis Myanmar setelah berpuluh-puluh tahun mengisolasi diri di bawah kekuasaan junta militer. Namun lambatnya gerak cepat perubahan telah mengecewakan banyak kalangan di salah satu negara paling miskin di Asia ini.
Investor juga mengkhawatirkan Myanmar bakal dikenai sanksi akibat perlakuan mereka terhadap minoritas Rohingya sehingga kian mengancam janji Suu Kyi membentuk pemerintah reformis yang akan mengundang banyak modal asing.
Kepercayaan usaha jangka pendek Myanmar jatuh menjadi 49 persen pada 2017 dari 73 persen satu tahun sebelumnya, kata survei lembaga konsultansi Roland Berger dan KADIN Myanmar.
Jajak pendapat kepada 500 pengusaha lokal dan internasional di Myanmar itu menyimpulkan ketiadaan kebijakan dan strategi ekonomi yang jelas, telah menjadi biang untuk anjloknya kepercayaan investor ini, demikian Reuters.
Tingkat kepercayaan bisnis Myanmar anjlok, gara-gara Rohingya?
12 Desember 2017 15:07 WIB
Aung San Suu Kyi (REUTERS)
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: