Situbondo (ANTARA News) - Akibat curah hujan yang tinggi, produksi kopi Arabika di PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kayumas, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2017 menurun hingga 50 persen lebih dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada 2017 ini hasil produksi kopi jenis Arabika hanya sekitar 100 ton dari luasan lahan atau hak guna usaha (HGU) sekitar 830 hektare, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 200 hingga 300 ton," ujar Manajer PT Perkebunan Nusantara XII Kebun Kayumas, Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, Arbana Joko Prastowo di Situbondo, Selasa.

Ia mengemukakan, menurunnya produktivitas kopi Arabika yang lokasinya berbatasan dengan kebun kopi di Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, itu dikarenakan curah hujan cukup tinggi pada saat tanaman kopi sedang berbunga.

Pembungaan tanaman kopi yang rusak akibat curah hujan cukup tinggi itu, katanya, terjadi saat tanaman kopi berbunga pada Oktober hingga November 2016. Sehingga bunga kopi rusak tidak mekar atau rontok.

"Karena bunga kopi sudah rusak dan mekarnya tidak sempurna, maka tentunya akan mengurangi buah kopi," katanya.

Arbana menjelaskan, karakter dari tanaman kopi arabika setiap dua tahun satu kali mengalami penurunan produktivitasnya atau ada kalanya produksinya naik dan turun karena pengaruh curah hujan setiap tahun.

"Kalau hasil produksi kopi arabika di Kebun Kayumas pada April hingga Mei tahun depan (2018) diperkirakan bisa mencapai 200 ton lebih, karena curah hujan tahun ini tidak terlalu tinggi saat proses pembungaan," paparnya.