Menkes imbau orang tua perhatikan imunisasi anak
11 Desember 2017 13:02 WIB
Perawat berjalan usai melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus Difteri di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Jumat (8/12/2017). Menteri Kesehatan Nila Moeloek menetapkan kasus virus Difteri merupakan kasus kejadian luar biasa. (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengimbau kepada para orang tua untuk memerhatikan program dan jadwal imunisasi anak guna menjaga kekebalan tubuh si buah hati dari berbagai penyakit.
"Jadi saya ingatkan untuk semua lakukan imunisasi, ini hak anak," kata Nila usai meninjau pelaksanaan imunisasi tanggap kejadian luar biasa (Outbreak response immunization, ORI) di Cengkareng Jakarta, Senin.
Khusus untuk difteri, Menteri Nila menekankan pada orang tua untuk memperhatikan jadwal imunisasi pada anaknya karena vaksin DPT-HB-Hib yang salah satunya untuk mencegah difteri diberikan sebanyak empat kali sejak anak lahir hingga dua tahun.
"Kami imbau orang tua untuk perhatikan betul imunisasi tersebut. Karena imunisasi ini diberikan pada usia dua, tiga, empat bulan, diulang lagi 18 bulan," kata Nila.
Setelahnya, imunisasi untuk mencegah difteri juga harus diulang lagi pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah yaitu pada anak sekolah dasar kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.
"Karena difteri ini antibodinya turun dan selalu kita naikan kembali. Karena itu harus dilakukan booster dalam hal ini," kata Nila.
Nila menekankan pentingnya pengulangan imunisasi cegah difteri karena kasus penyakit tersebut yang berulang kembali muncul setelah berhasil ditiadakan.
Catatan Kementerian Kesehatan kasus difteri tidak ditemukan lagi pada tahun 1990 dan baru kembali muncul pada tahun 2009. Pada 2013 kasus difteri juga sudah tidak ada lagi dan kembali muncul dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 2017.
"Jadi saya ingatkan untuk semua lakukan imunisasi, ini hak anak," kata Nila usai meninjau pelaksanaan imunisasi tanggap kejadian luar biasa (Outbreak response immunization, ORI) di Cengkareng Jakarta, Senin.
Khusus untuk difteri, Menteri Nila menekankan pada orang tua untuk memperhatikan jadwal imunisasi pada anaknya karena vaksin DPT-HB-Hib yang salah satunya untuk mencegah difteri diberikan sebanyak empat kali sejak anak lahir hingga dua tahun.
"Kami imbau orang tua untuk perhatikan betul imunisasi tersebut. Karena imunisasi ini diberikan pada usia dua, tiga, empat bulan, diulang lagi 18 bulan," kata Nila.
Setelahnya, imunisasi untuk mencegah difteri juga harus diulang lagi pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah yaitu pada anak sekolah dasar kelas 1, kelas 2, dan kelas 5.
"Karena difteri ini antibodinya turun dan selalu kita naikan kembali. Karena itu harus dilakukan booster dalam hal ini," kata Nila.
Nila menekankan pentingnya pengulangan imunisasi cegah difteri karena kasus penyakit tersebut yang berulang kembali muncul setelah berhasil ditiadakan.
Catatan Kementerian Kesehatan kasus difteri tidak ditemukan lagi pada tahun 1990 dan baru kembali muncul pada tahun 2009. Pada 2013 kasus difteri juga sudah tidak ada lagi dan kembali muncul dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 2017.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: