Konjen tawarkan mahasiswa Indonesia KKN di Sabah
9 Desember 2017 20:40 WIB
Ilustrasi--Kuliah Kerja Nyata Expo. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan) mengunjungi salah satu stan saat Pameran Kuliah Kerja Nyata (KKN EXPO) di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Jawa Timur, Rabu (6/9/2017). KKN Expo itu memamerkan sejumlah produk inovasi karya mahasiswa UMS selama KKN. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Sabah (ANTARA News) - Konjen RI di Sabah Ahmad DH Irfan menawarkan kepada mahasiswa di Indonesia untuk kuliah kerja nyata (KKN) di wilayah Sabah, Malaysia.
Hal tersebut dikatakan Akhmad Irfan saat berbincang dengan Antara di di Jesselton Point Waterfront, Kota Kinabalu, Sabah, Sabtu.
Menurutnya di Sabah terdapat sekitar 500 ribu TKI yang umumnya berasal dari Indonesia Timur. Di sini ada 270 sekolah Indonesia dalam bentuk Community Learning Center (CLC) yg dibimbing oleh 400 orang guru yang melayani 24.000 anak-anak Indonesia.
Jumlah tenaga pengajar itu masih kurang, sehingga terbuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia ber-KKN mengabdi di CLC hingga berpeluang menjadi tenaga pengajar yang akan ditugaskan Kemdikbud.
Selain itu, Ahmad mengemukakan peluang bisnis perdagangan dan jasa industri pariwisata. Pihaknya siap memfasilitasi biro perjalanan di Tanah Air yang ingin mempromosikan destinasi wisata di Indonesia kepada masyarakat Sabah, termasuk kerja sama antar biro perjalanan untuk menjual paket wisata lintas negara.
Salah satu peluangnya adalah "paket pesantren singkat di Indonesia bagi pelajar Sabah saat libur sekolah".
Menurutnya pemerintah Sabah sangat cerdas mengembangkan objek wisatanya, sebagai contoh ekowisata dikembangkan dengan prinsip melestarikan lingkungan hidup lalu memasarkannya sebagai atraksi wisata, tanpa mengeksploitasi sumber daya alamnya.
Akhmad Irfan yang mengaku pernah tinggal beberapa bulan di Banjarmasin , Kalimantan Selatan, tersebut mengundang para pejabat dan pegiat industri pariwisata Kota Banjarmasin berkunjung ke Sabah.
Ditambahkannya, Malaysia dan Brunei sedang mengerjakan projek Highway Pan Borneo sepanjang 2.083 km melintasi Sabah, Brunei, dan Serawak hingga perbatasan Kalimantan Barat.
Konjen Sabah sudah delapan kali melepas rombongan touring lintas Borneo menghabiskan waktu sekitar 18 hari. Jalan Raya Pan Borneo ditargetkan selesai tahun 2020.
Pembangunan insfrastruktur jalan raya di Malaysia dan Brunei itu seiring program pemerintah Indonesia yang membangun jalan antarprovinsi di Kalimantan.
Hal tersebut dikatakan Akhmad Irfan saat berbincang dengan Antara di di Jesselton Point Waterfront, Kota Kinabalu, Sabah, Sabtu.
Menurutnya di Sabah terdapat sekitar 500 ribu TKI yang umumnya berasal dari Indonesia Timur. Di sini ada 270 sekolah Indonesia dalam bentuk Community Learning Center (CLC) yg dibimbing oleh 400 orang guru yang melayani 24.000 anak-anak Indonesia.
Jumlah tenaga pengajar itu masih kurang, sehingga terbuka kesempatan bagi mahasiswa Indonesia ber-KKN mengabdi di CLC hingga berpeluang menjadi tenaga pengajar yang akan ditugaskan Kemdikbud.
Selain itu, Ahmad mengemukakan peluang bisnis perdagangan dan jasa industri pariwisata. Pihaknya siap memfasilitasi biro perjalanan di Tanah Air yang ingin mempromosikan destinasi wisata di Indonesia kepada masyarakat Sabah, termasuk kerja sama antar biro perjalanan untuk menjual paket wisata lintas negara.
Salah satu peluangnya adalah "paket pesantren singkat di Indonesia bagi pelajar Sabah saat libur sekolah".
Menurutnya pemerintah Sabah sangat cerdas mengembangkan objek wisatanya, sebagai contoh ekowisata dikembangkan dengan prinsip melestarikan lingkungan hidup lalu memasarkannya sebagai atraksi wisata, tanpa mengeksploitasi sumber daya alamnya.
Akhmad Irfan yang mengaku pernah tinggal beberapa bulan di Banjarmasin , Kalimantan Selatan, tersebut mengundang para pejabat dan pegiat industri pariwisata Kota Banjarmasin berkunjung ke Sabah.
Ditambahkannya, Malaysia dan Brunei sedang mengerjakan projek Highway Pan Borneo sepanjang 2.083 km melintasi Sabah, Brunei, dan Serawak hingga perbatasan Kalimantan Barat.
Konjen Sabah sudah delapan kali melepas rombongan touring lintas Borneo menghabiskan waktu sekitar 18 hari. Jalan Raya Pan Borneo ditargetkan selesai tahun 2020.
Pembangunan insfrastruktur jalan raya di Malaysia dan Brunei itu seiring program pemerintah Indonesia yang membangun jalan antarprovinsi di Kalimantan.
Pewarta: Hasan Zainudin
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: