Polisi tangkap terduga teroris di Surabaya
9 Desember 2017 14:55 WIB
Dokumentasi Penangkapan Terduga Teroris Di Tegal. Petugas polisi berpakaian preman berjaga di rumah terduga teroris Ahmad Ghoni di Kelurahan Kudaile, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (14/8/2017). Menurut Polres Tegal, Tim Densus 88 Antiteror Polri pada Minggu (13/8/2017) menangkap dua terduga teroris Ahmad Ghoni dan Gilang dan selanjutnya dibawa ke Mabes Polri Jakarta. (ANTARA /Oky Lukmansyah)
Surabaya (ANTARA News) - Tim Antiteror Detasemen Khusus (Densus) 88 Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menangkap seorang terduga teroris di Jalan Ampel Kembang Nomor 25 Surabaya, Sabtu.
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Ronny Suseno, saat dikonfirmasi, membenarkan penangkapan tersebut.
Dia mengatakan terduga teroris berinisial MM ditangkap setelah salat subuh. Hanya saja Ronny tidak bersedia memberi informasi lebih lanjut karena saat ini terduga teroris yang ditangkap masih dalam penyelidikan oleh Tim Densus 88 Polri.
Warga di Jalan Ampel Kembang Surabaya mengenal terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Polri dengan nama Deny.
Noval Salim, warga setempat, mengatakan Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang sejak sekitar empat tahun terakhir.
"Saya tidak menyangka kalau Pak Deny ditangkap atas tuduhan terduga teroris. Karena orangnya baik. Suka membantu kalau di kampung ini ada kegiatan," katanya.
Dia mencontohkan, setiap ada tetangga yang meninggal dunia, Deny selalu ikut membantu hingga proses pemakaman selesai.
Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang bersama seorang istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
"Pekerjaannya jualan obat herbal. Saya mengenalnya sebagai seorang pekerja keras," ucapnya.
Selain itu, warga sekitar mengenal Deny sebagai seorang yang rajin beribadah karena sering salat berjamaah di masjid-masdjid sekitar kampung Ampel Surabaya.
Menurut Noval, sering kali Deny menjadi imam di masjid-masjid sekitar Ampel.
"Bukan di Masjid Agung Ampel. Di kampung Ampel ini terdapat banyak masjid, warga di sini sudah terbiasa salat berjamaah dengan berpindah-pindah masjid yang ada di sekitar sini. Istilahnya kita beri`tikaf," ujarnya, menjelaskan.
Namun, lanjut dia, Deny hanya sebatas sebagai imam pengganti di masjid-masjid sekitar Kampung Ampel, ketika imam masjid yang sebenarnya berhalangan hadir.
"Ya, sebatas menjadi imam gitu. Sama sekali tidak pernah berdakwah atau berceramah," katanya. ***2***
Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Ronny Suseno, saat dikonfirmasi, membenarkan penangkapan tersebut.
Dia mengatakan terduga teroris berinisial MM ditangkap setelah salat subuh. Hanya saja Ronny tidak bersedia memberi informasi lebih lanjut karena saat ini terduga teroris yang ditangkap masih dalam penyelidikan oleh Tim Densus 88 Polri.
Warga di Jalan Ampel Kembang Surabaya mengenal terduga teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Polri dengan nama Deny.
Noval Salim, warga setempat, mengatakan Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang sejak sekitar empat tahun terakhir.
"Saya tidak menyangka kalau Pak Deny ditangkap atas tuduhan terduga teroris. Karena orangnya baik. Suka membantu kalau di kampung ini ada kegiatan," katanya.
Dia mencontohkan, setiap ada tetangga yang meninggal dunia, Deny selalu ikut membantu hingga proses pemakaman selesai.
Deny tinggal di Jalan Ampel Kembang bersama seorang istri dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil.
"Pekerjaannya jualan obat herbal. Saya mengenalnya sebagai seorang pekerja keras," ucapnya.
Selain itu, warga sekitar mengenal Deny sebagai seorang yang rajin beribadah karena sering salat berjamaah di masjid-masdjid sekitar kampung Ampel Surabaya.
Menurut Noval, sering kali Deny menjadi imam di masjid-masjid sekitar Ampel.
"Bukan di Masjid Agung Ampel. Di kampung Ampel ini terdapat banyak masjid, warga di sini sudah terbiasa salat berjamaah dengan berpindah-pindah masjid yang ada di sekitar sini. Istilahnya kita beri`tikaf," ujarnya, menjelaskan.
Namun, lanjut dia, Deny hanya sebatas sebagai imam pengganti di masjid-masjid sekitar Kampung Ampel, ketika imam masjid yang sebenarnya berhalangan hadir.
"Ya, sebatas menjadi imam gitu. Sama sekali tidak pernah berdakwah atau berceramah," katanya. ***2***
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: