Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Indonesia Public Institute Karyono Wibowo menyebutkan Airlangga Hartanto sebagai calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar harus menjaga keseimbangan politik.

"Tidak ada pihak yang dominan mempengaruhi Airlangga jika kelak memimpin Golkar," kata Karyono di Jakarta Jumat.

Karyono mengatakan ketum Partai Golkar tidak boleh dikendalikan satu orang namun penting juga untuk tetap memastikan menjaga hubungan baik dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi

Karyono juga mengingatkan Airlangga menjaga kepercayaan Presiden tetap menjaga kepercayaan sebagai Menteri Perindustrian.

Karyono menilai Airlangga sedang membutuhkan dukungan politik dari sejumlah pihak termasuk Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk menggantikan posisi Setya Novanto sebagai Ketum Partai Golkar.

Sebaliknya, Jokowi juga diperkirakan memerlukan dukungan Golkar untuk memuluskan jalan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Airlangga juga harus menjaga hubungan baik dengan Jusuf Kalla yang merupakan politikus senior partai berlambang pohon beringin itu agar memenangi pemilihan ketum Golkar pada Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).

"Karena JK cukup berpengaruh di Golkar karena Wapres dan mantan Ketum Golkar yang memiliki kekuatan logistik," ujar Karyono.

Namun Karyano mewanti-wanti Airlangga agar tidak dikendalikan satu orang saat terpilih menjadi Ketum Golkar untuk menggantikan Novanto yang terbelit dugaan kasus tindak pidana korupsi Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik.