Mendag waspadai peningkatan konsumsi di tujuh wilayah
7 Desember 2017 23:46 WIB
Dokumentasi Mendag Bertemu Pengusaha Beras. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) berbincang dengan pengusaha beras saat mengunjungi Pasar Induk Cipinang, di Jakarta, Jumat (28/7/2017). Pertemuan tertutup tersebut membicarakan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 47/M-DAG/PER/7/2017 tentang penetapan harga acuan. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memperingatkan seluruh jajarannya untuk mewaspadai potensi peningkatan konsumsi dan transportasi menjelang Natal 2017 dan Libur Tahun Baru 2018 di tujuh wilayah.
Usai menyaksikan nota kesepahaman di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, Menteri Enggar memaparkan ketujuh wilayah yang berpotensi terjadi peningkatan konsumsi, yakni Sumatra Utara, seluruh Pulau Jawa, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.
"Saya sudah turun ke beberapa provinsi, Eselon I sudah terjadwal untuk keliling dan melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Bank Indonesia di provinsi-provinsi yang berpotensi konsumsinya meningkat di hari besar keagamaan dan akhir tahun," kata Enggar.
Ia menjelaskan Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan seluruh Dinas Perdagangan di tingkat provinsi dan pihak terkait lainnya seperti distributor dan produsen untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
Enggar pun telah meninjau ketersediaan stok bahan pokok dan memastikan sejak awal Desember, stok tersebut sudah tersedia di daerah.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga akan melakukan operasi pasar di tujuh wilayah tersebut untuk mengendalikan harga bahan pokok, terutama beras medium dan premium.
Menurut dia, beras medium dan premium yang dijual di beberapa daerah sudah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diberlakukan pemerintah. Namun, ia tidak menampik ada sedikit kenaikan harga untuk beras medium.
"Beras premium harga jualnya di bawah HET, sedangkan beras medium di beberapa tempat masih sesuai HET, ada yang naik sedikit sekitar 100 sampai 200 rupiah," kata dia.
Ia menambahkan operasi pasar akan dilakukan oleh Bulog guna meredam harga bahan pokok agar tidak bergejolak selama libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
Usai menyaksikan nota kesepahaman di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, Menteri Enggar memaparkan ketujuh wilayah yang berpotensi terjadi peningkatan konsumsi, yakni Sumatra Utara, seluruh Pulau Jawa, Bali, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.
"Saya sudah turun ke beberapa provinsi, Eselon I sudah terjadwal untuk keliling dan melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Bank Indonesia di provinsi-provinsi yang berpotensi konsumsinya meningkat di hari besar keagamaan dan akhir tahun," kata Enggar.
Ia menjelaskan Kementerian Perdagangan telah berkoordinasi dengan seluruh Dinas Perdagangan di tingkat provinsi dan pihak terkait lainnya seperti distributor dan produsen untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
Enggar pun telah meninjau ketersediaan stok bahan pokok dan memastikan sejak awal Desember, stok tersebut sudah tersedia di daerah.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga akan melakukan operasi pasar di tujuh wilayah tersebut untuk mengendalikan harga bahan pokok, terutama beras medium dan premium.
Menurut dia, beras medium dan premium yang dijual di beberapa daerah sudah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diberlakukan pemerintah. Namun, ia tidak menampik ada sedikit kenaikan harga untuk beras medium.
"Beras premium harga jualnya di bawah HET, sedangkan beras medium di beberapa tempat masih sesuai HET, ada yang naik sedikit sekitar 100 sampai 200 rupiah," kata dia.
Ia menambahkan operasi pasar akan dilakukan oleh Bulog guna meredam harga bahan pokok agar tidak bergejolak selama libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: