Palembang (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang mempercepat proses penyelesaian pembangunan arena dayung dan lapangan menembak untuk Asian Games 2018 yang diharapkan selesai paling lambat akhir Desember 2017.

"Kedua sarana olahraga tersebut saat ini penyelesaiannya sudah mencapai 96 persen dan terus kita selesaikan beberapa hal kecil seperti mengecat dan plester lantai," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sri Hartoyo kepada pers di Palembang, Kamis.

Hal itu disampaikan Sri Hartoyo saat Wapres Jusuf Kalla yang didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin meninjau kemajuan pembangunan sejumlah arena olahraga yang akan digunakan Asian Games 2018.

Wapres dalam kunjungan di kompleks Jakabaring juga menyempatkan meninjau arena menembak dan dayung.

Sri mengatakan, selama ini pembangunan dua arena itu berlangsung lancar dan sesuai target yang ditentukan.

Untuk pembangunan arena dayung, katanya, dibutuhkan biaya Rp148 miliar, sementara menembak Rp80 miliar yang dananya berasal dari APBN 2016/2017.

Pembangunan arena dayung di Jakabaring dimulai dari baru sama sekali, sementara untuk arena menembak sebelumnya sudah ada tapi direnovasi.

Sebelumnya, standar arena menembak adalah ukuran SEA Games sementara untuk Asian Games harus diperluas ukurannya sesuai standar berlaku.

"Kita optimistis dua arena itu selesai 100 persen pada akhir Desember 2017," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi/ Kasi Air Bersih Cipta Karya Kementerian PUPR Djunaidi, mengatakan pihaknya saat ini sudah menyelesaikan pembangunan pengolahan air bersih dan air minum untuk digunakan di Kompleks Jakabaring.

Menurut Djunaidi, air digunakan di Kompleks Olahraga Jakabaring diambil dari Sungai Ogan dan diproses oleh PDAM Tirta Musi Kota Palembang dan selanjutnya disalurkan sepanjang 32 kilometer ke Pengembangan Jaringan Air Minum di Jakabaring.

"Termasuk air di danau yang digunakan untuk lomba dayung Asian Games juga berasal dari sini setelah diolah jadi air bersih," katanya.

Pembangunan jaringan air minum itu dilaksanakan selama 273 hari dari 17 Januari 2017-16 Oktober 2017.

"Total nilai kontrak pembangunan mencapai Rp14,52 miliar dolar AS," katanya.