RSUD dr Soetomo tangani tiga kasus difteri
7 Desember 2017 13:45 WIB
Dokumentasi siswa berkumpul saat akan menjalani suntik imunisasi TD (Tetanus Toxoid) dan DT (Difteri Tetanus), di SDN-1 Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Senin (14/11/2016). (ANTARA FOTO/Rahmad)
Surabaya (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo di Surabaya saat ini menangani tiga pasien penyakit difteri yang dua berasal dari Pasuruan dan satu dari Surabaya.
"Tadi malam baru datang pasien lagi. Sebelumnya dua ketambahan satu, jadi tiga pasien. Jika kita lihat jumlahnya tempat tidur, rata-rata jumlahnya biasa ya. Kondisi pasien relatif ya, sudah membaik," kata Wakil Direktur Penunjang Layanan Medik RSUD dr Soetomo, Dr dr Hendrian D Soebagio, di Surabaya, Kamis.
Jika dibandingkan tahun lalu, kata dia, pasien difteri yang ditangani RSUD dr Soetomo dapat dikatakan sama. Jika 2016 mencapai 65 kasus, kini hingga Desember 2017 sebanyak 61 kasus.
Dia menjelaskan, difteri menyerang anak-anak umur satu sampai 10 tahun. Pasien RSUD dr Soetomo, yang berasal dari Pasuruan berumur sembilan tahun.
Saat ini ketiga pasien itu ditempatkan di ruang isolasi tim medis yang disiapkan khusus. Nantinya ketiga pasien akan menempati ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien dicurigasi pengidap flu burung, flu babi, dan penderita penyakit menular lain sampai dinyatakan dalam kondisi baik dan tidak menular.
"Kami sudah siapkan ruangannya, memang RSUD dr Soetomo mempunyai ruangan khusus untuk penyakit menular seperti ini, kita juga punya ahli khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai," ujarnya.
Mengantisipasi merebaknya kasus difteri di Jatim dan membeludaknya pasien, Hendrian menyatakan, sedikitnya ada enam kamar isolasi yang telah disiapkan dengan dilengkapi respirator dan obat-obatan.
"Para dokter dan perawat juga memakai pakaian khusus saat merawat pasien. Bila selesai dipakai, pakaian itu harus dibakar," tuturnya.
Sementara untuk mencegah merebaknya difteri, Hendrian menekankan pentingnya melakukan vaksinasi sejak dini untuk anak-anak.
"Tadi malam baru datang pasien lagi. Sebelumnya dua ketambahan satu, jadi tiga pasien. Jika kita lihat jumlahnya tempat tidur, rata-rata jumlahnya biasa ya. Kondisi pasien relatif ya, sudah membaik," kata Wakil Direktur Penunjang Layanan Medik RSUD dr Soetomo, Dr dr Hendrian D Soebagio, di Surabaya, Kamis.
Jika dibandingkan tahun lalu, kata dia, pasien difteri yang ditangani RSUD dr Soetomo dapat dikatakan sama. Jika 2016 mencapai 65 kasus, kini hingga Desember 2017 sebanyak 61 kasus.
Dia menjelaskan, difteri menyerang anak-anak umur satu sampai 10 tahun. Pasien RSUD dr Soetomo, yang berasal dari Pasuruan berumur sembilan tahun.
Saat ini ketiga pasien itu ditempatkan di ruang isolasi tim medis yang disiapkan khusus. Nantinya ketiga pasien akan menempati ruangan yang sebelumnya digunakan untuk menangani pasien dicurigasi pengidap flu burung, flu babi, dan penderita penyakit menular lain sampai dinyatakan dalam kondisi baik dan tidak menular.
"Kami sudah siapkan ruangannya, memang RSUD dr Soetomo mempunyai ruangan khusus untuk penyakit menular seperti ini, kita juga punya ahli khusus, sehingga pasien dapat mendapatkan penanganan memadai," ujarnya.
Mengantisipasi merebaknya kasus difteri di Jatim dan membeludaknya pasien, Hendrian menyatakan, sedikitnya ada enam kamar isolasi yang telah disiapkan dengan dilengkapi respirator dan obat-obatan.
"Para dokter dan perawat juga memakai pakaian khusus saat merawat pasien. Bila selesai dipakai, pakaian itu harus dibakar," tuturnya.
Sementara untuk mencegah merebaknya difteri, Hendrian menekankan pentingnya melakukan vaksinasi sejak dini untuk anak-anak.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: