Indonesia minta PBB bersidang bahas masalah Jerusalem
7 Desember 2017 12:23 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menkopolhukam Wiranto (kiri) dan Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir (kanan) menyampaikan pernyataan sikap terkait pernyataan sepihak Amerika Serikat atas diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/12/2017). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Bogor (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meminta Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) segera bersidang untuk membahas keputusan Amerika Serikat, yang secara sepihak mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Pemerintah Indonesia meminta PBB untuk segera bersidang serta menyikapi pengakuan sepihak Amerika Serikat," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.
Didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja dan Staf Khusus Presiden, dia menyatakan bahwa dalam beberapa hari ini Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Indonesia meminta OKI segera mengadakan sidang khusus untuk membahas pengakuan sepihak Amerika Serikat itu pada kesempatan pertama.
Di awal pernyataannya, Presiden menyatakan bahwa Indonesia mengecam keras keputusan sepihak Amerika Serikat mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB di mana Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya. "Ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia," katanya.
Presiden menyatakan bahwa dia dan rakyat Indonesia semuanya konsisten untuk terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Ia juga sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk langsung menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia terhadap kebijakan Amerika Serikat mengenai Jerusalem.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Kota Jerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12), sebuah keputusan yang merusak kebijakan puluhan tahun Amerika Serikat, melanggar kesepakatan internasional, dan berisiko menimbulkan gelombang kekerasan baru di Timur Tengah.
"Pemerintah Indonesia meminta PBB untuk segera bersidang serta menyikapi pengakuan sepihak Amerika Serikat," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis.
Didampingi sejumlah Menteri Kabinet Kerja dan Staf Khusus Presiden, dia menyatakan bahwa dalam beberapa hari ini Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Indonesia meminta OKI segera mengadakan sidang khusus untuk membahas pengakuan sepihak Amerika Serikat itu pada kesempatan pertama.
Di awal pernyataannya, Presiden menyatakan bahwa Indonesia mengecam keras keputusan sepihak Amerika Serikat mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
Pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB di mana Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya. "Ini bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia," katanya.
Presiden menyatakan bahwa dia dan rakyat Indonesia semuanya konsisten untuk terus bersama dengan rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya sesuai dengan amanah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Ia juga sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Amerika Serikat untuk langsung menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia terhadap kebijakan Amerika Serikat mengenai Jerusalem.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Kota Jerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12), sebuah keputusan yang merusak kebijakan puluhan tahun Amerika Serikat, melanggar kesepakatan internasional, dan berisiko menimbulkan gelombang kekerasan baru di Timur Tengah.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: