Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengapresiasi penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) Ke-10 yang sejak kali pertama penyelenggaraan pada 2008 telah menjadi forum untuk menyampaikan nilai-nilai demokrasi.

"Forum ini memungkinkan dialog di antara negara-negara dalam rangka menolak konflik, demokrasi dengan prinsip inklusif, keterbukaan dan dialog merupakan kunci untuk memastikan keberlanjutan perdamaian dan pembangunan," kata Guterres melalui pesan video yang disampaikan dalam pembukaan BDF Ke-10 di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE), Serpong, Banten, Kamis.

Sekjen PBB menyebutkan BDF telah membantu negara-negara demokrasi yang sedang tumbuh dan berkembang dalam praktik terbaik sistem demokrasi melalui peningkatan perwakilan rakyat, pemilihan umum yang bebas, penguatan masyarakat madani, penguatan peran perempuan, dan hak untuk berperan dalam pemerintahan berdasarkan peraturan hukum.

"Forum ini juga memastikan dukungan bagi demokrasi yang sedang tumbuh dan berkembang, oleh karena itu saya berharap Anda sekalian memperoleh diskusi yang bermanfaat," kata dia.

BDF ke-10 mengambil tema "Does Democracy Deliver" atau "Apakah Demokrasi Tersampaikan" dan diikuti 103 delegasi, yang terdiri atas 96 negara termasuk Indonesia dan tujuh organisasi internasional.

Dari 103 delegasi tersebut, terdapat satu kepala negara, yakni Presiden Nauru Baron Divavesi Waqa, 14 menteri, dan 11 wakil menteri, sisanya adalah direktur jenderal dan pejabat senior lainnya.

Untuk kali pertama, BDF diselenggarakan di luar Bali karena aktivitas erupsi Gunung Agung yang masih dalam status awas sehingga pemerintah Indonesia memutuskan memindahkan ke ICE, Serpong, demi kenyamanan dan kemanan para delegasi.