Ramallah (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak bisa lagi memainkan peran sebagai mediator perdamaian setelah keputusan Presiden Donald Trump pada Rabu (6/12) mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Langkah-langkah yang menyedihkan dan tidak dapat diterima ini dengan sengaja melemahkan seluruh upaya perdamaian," kata Abbas dalam sebuah pidato setelah pengumuman Trump.

Dia mengatakan bahwa langkah Trump adalah "sebuah pengumuman penarikan AS dari perannya dalam beberapa dekade terakhir sebagai sponsor proses perdamaian."

Namun Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyatakan bahwa Presiden Donald Trump "sangat berkomitmen" terhadap proses perdamaian Timur Tengah.

Tillerson menyatakan bahwa AS yakin "ada kesempatan yang sangat baik bagi terwujudnya perdamaian" antara Israel dan Palestina terlepas dari kecaman internasional terhadap keputusan Trump soal Jerusalem.

"Presiden sangat berkomitmen terhadap proses damai Timur Tengah," kata Tillerson kepada wartawan dalam pertemuannya dengan menteri luar negeri NATO di Brussels, Belgia, Rabu.

Dia mengatakan tim kecil yang dipimpin oleh menantu sekaligus penasihat senior Trump, Jared Kushner, telah "terlibat dalam upaya" untuk memulai kembali perundingan damai di wilayah itu antara Israel dan Palestina.

"Kami terus yakin ada kesempatan yang sangat baik bagi terwujudnya perdamaian dan presiden sudah memiliki tim yang dikhususkan untuk menangani itu secara keseluruhan," kata Tillerson.

Trump mengakui Kota Jerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12), sebuah keputusan bersejarah yang merusak kebijakan puluhan tahun AS dan berisiko menimbulkan gelombang kekerasan baru di Timur Tengah.

"Israel adalah negara yang berdaulat dengan hak seperti setiap negara berdaulat lainnya untuk menentukan ibu kotanya sendiri," kata Trump dalam sebuah pidato dari Gedung Putih.

"Mengakui ini sebagai sebuah fakta adalah kondisi penting untuk mencapai perdamaian," katanya, menambahkan, "Sudah saatnya untuk secara resmi mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel."

"Ini tidak lebih dari sekedar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan," kata Trump sebagaimana dilansir AFP. (kn/hs)