Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden RI M. Jusuf Kalla (JK) menilai rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem akan memperkeruh situasi politik di wilayah Timur Tengah.

"Risikonya. politik di Timur Tengah akan ruwet, karena sumber dari pada banyak keruwetan itu ya konflik Palestina dan Israel," ujar Wapres di Jakarta, Rabu.

Wapres Kalla menegaskan bahwa posisi Indonesia sudah jelas tidak sependapat dengan AS, dan tidak memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem.

Selain memperkeruh situasi di Timur Tengah, menurut Wapres JK, juga akan sulit bagi usaha AS untuk menjadi penengah dalam konflik Palestina-Israel.

Sebelumnya, Trump pada Selasa (5/12) mengatakan kepada para pemimpin negara-negara Arab terkait rencananya memindahkan Kedubes AS di Israel ke Yerusalem.

Beberapa pejabat tinggi AS sebelumnya mengatakan bahwa Trump kemungkinan pada Rabu akan menyatakan pengakuan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota negara Israel, namun akan menunda pemindahan kedutaan dari Tel Aviv selama enam bulan.

Menurut sejumlah pejabat AS, Trump diperkirakan akan menandatangani keputusan yang menetapkan bahwa AS masih mempertahankan kedutaan di Tel Aviv selama enam bulan lagi, namun akan berusaha untuk mempercepat pemindahan.

"Pemerintahan Trump akan memerlukan waktu untuk menangani masalah logistik seperti belum adanya gedung kedutaan serta perumahan yang aman bagi para anggota staf di Yerusalem," menurut seorang pejabat AS.

Israel merebut Yerusalem Timur Arab dalam perang Timur Tengah pada 1967, kemudian mencaploknya. Langkah Israel itu tidak diakui keabsahannya oleh masyarakat internasional.