Rupiah rabu pagi melemah ke Rp13.529
6 Desember 2017 10:34 WIB
Rupiah Ditutup Melemah Terhadap Dolar Petugas menunjukkan uang pecahan dolar AS di kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (27/10/2017). Berdasarkan data Yahoo Finance, Rupiah melemah ke level Rp13.615/USD atau tidak lebih baik dibanding sebelumnya pada level Rp13.581/USD. (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp13.529 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.519 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan mata uang rupiah tertahan pergerakannya seiring dengan mulai adanya optimisme akan pengesahan program reformasi pajak Amerika Serikat.
"Kepastian program reformasi pajak di Amerika Serikat itu mendukung dolar AS mengalami apresiasi," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas seiring dengan masih adanya imbas positif dari data inflasi Indonesia yang cukup terjaga sesuai target pemerintah, yakni sebesar 4 persen dengan deviasi 1 persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2017 sebesar 0,2 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menambahkan bahwa pergerakan dolar AS dapat menguat dalam jangka pendek ini seiring kembali memanasnya resiko geopolitik di semanjung Korea setelah AS mengadakan latihan perang bersama dengan Korea Selatan.
"Risiko geopolitik itu dapat mendorong permintaan aset haven seperti dolar AS meningkat dan berimbas negataif pada mata uang di negara berkembang," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan mata uang rupiah tertahan pergerakannya seiring dengan mulai adanya optimisme akan pengesahan program reformasi pajak Amerika Serikat.
"Kepastian program reformasi pajak di Amerika Serikat itu mendukung dolar AS mengalami apresiasi," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas seiring dengan masih adanya imbas positif dari data inflasi Indonesia yang cukup terjaga sesuai target pemerintah, yakni sebesar 4 persen dengan deviasi 1 persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2017 sebesar 0,2 persen. Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender Januari-November 2017 mencapai 2,87 persen dan inflasi tahunan (year on year) sebesar 3,3 persen.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menambahkan bahwa pergerakan dolar AS dapat menguat dalam jangka pendek ini seiring kembali memanasnya resiko geopolitik di semanjung Korea setelah AS mengadakan latihan perang bersama dengan Korea Selatan.
"Risiko geopolitik itu dapat mendorong permintaan aset haven seperti dolar AS meningkat dan berimbas negataif pada mata uang di negara berkembang," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: