Inalum investasi Rp810 miliar kembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung
5 Desember 2017 21:49 WIB
Produksi Aluminium Inalum Petugas melakukan proses penyimpanan sementara aluminium ingot di pabrik peleburan PT Inalum, Batubara, Sumatera Utara, Kamis (7/4/16). PT Inalum pertahun mampu memproduksi 250.000 ton aluminium ingot yang diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Kuala Tanjung (ANTARA News) - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero siap mengembangkan pelabuhan di Kuala Tanjung untuk mengantisipasi peningkatan kapasitas produksi aluminium dan produk hilir dengan investasi sekitar 60 juta dolar AS atau setara dengan sekitar Rp810 miliar.
"Pengembangan pelabuhan diharapkan dapat dimulai pada semester II 2018," kata Direktur Inalum Carry F Mumbunan di sela Media Gathering Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa.
Menurut Carry, pada tahun 2017 Inalum menargetkan total kapasitas produksi mencapai 300.000 ton aluminium per tahun, melonjak menjadi sekitar 500.000 ton pada tahun 2019 dan mencapai 1 juta ton pada 2021.
"Khusus di Kuala Tanjung, peningkatan kapasitas produksi antara lain akan didorong ketersediaan PLTA berkapasitas 2 X 350 MW yang sedang dalam proses kajian pembangunan," ujarnya.
Saat ini Inalum memiliki dua dermaga yaitu dermaga A dengan luas 200 X 19 meter dan dermaga B yang menjorok ke laut sepanjang 2,5 kilometer.
Kedua dermaga tersebut selama ini menjadi tempat mendatangkan berbagai kebutuhan pabrik Inalum seperti alumina bahan baku pembuatan aluminium yang diimpor dari Australia.
Selanjutnya "calcined petroleum coke" (CPC) yang didatangkan dari Timur Tengah dan "coal tar pitch" (CTP) atau bahan untuk proses elektrolisis dalam tungku reduksi pabrik aluminium yang diimpor dari China dan India.
Sementara itu, General Umum Inalum Iswadi YS mengatakan pengembangan pelabuhan juga sejalan dengan tingginya barang curah yang masuk untuk keperluan operasional pabrik.
Iswadi menjelaskan, dalam satu tahun Inalum mendatangkan bahan bakar solar sebanyak 1,2 juta kilo liter per tahun, mengimpor alumina 450-540 metrik ton per tahun dan sebanyak 1,4 juta ton batubara per tahun.
"Dengan peningkatan kapasitas produksi Inalum, hampir dipastikan juga diikuti peningkatan kapasitas dermaga," tegasnya.
Untuk itu, tambah Iswadi, selain menambah panjang dermaga juga harus menambah dalam pelabuhan agar bisa disinggahi kapal dengan bobot yang lebih besar untuk keperluan pengiriman produk-produk Inalum dan untuk impor bahan baku.
"Saat ini kedalaman laut dermaga Kuala Tanjung berkisar 12 meter, harus dikeruk hingga mencapai 16 meter," katanya.
"Pengembangan pelabuhan diharapkan dapat dimulai pada semester II 2018," kata Direktur Inalum Carry F Mumbunan di sela Media Gathering Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa.
Menurut Carry, pada tahun 2017 Inalum menargetkan total kapasitas produksi mencapai 300.000 ton aluminium per tahun, melonjak menjadi sekitar 500.000 ton pada tahun 2019 dan mencapai 1 juta ton pada 2021.
"Khusus di Kuala Tanjung, peningkatan kapasitas produksi antara lain akan didorong ketersediaan PLTA berkapasitas 2 X 350 MW yang sedang dalam proses kajian pembangunan," ujarnya.
Saat ini Inalum memiliki dua dermaga yaitu dermaga A dengan luas 200 X 19 meter dan dermaga B yang menjorok ke laut sepanjang 2,5 kilometer.
Kedua dermaga tersebut selama ini menjadi tempat mendatangkan berbagai kebutuhan pabrik Inalum seperti alumina bahan baku pembuatan aluminium yang diimpor dari Australia.
Selanjutnya "calcined petroleum coke" (CPC) yang didatangkan dari Timur Tengah dan "coal tar pitch" (CTP) atau bahan untuk proses elektrolisis dalam tungku reduksi pabrik aluminium yang diimpor dari China dan India.
Sementara itu, General Umum Inalum Iswadi YS mengatakan pengembangan pelabuhan juga sejalan dengan tingginya barang curah yang masuk untuk keperluan operasional pabrik.
Iswadi menjelaskan, dalam satu tahun Inalum mendatangkan bahan bakar solar sebanyak 1,2 juta kilo liter per tahun, mengimpor alumina 450-540 metrik ton per tahun dan sebanyak 1,4 juta ton batubara per tahun.
"Dengan peningkatan kapasitas produksi Inalum, hampir dipastikan juga diikuti peningkatan kapasitas dermaga," tegasnya.
Untuk itu, tambah Iswadi, selain menambah panjang dermaga juga harus menambah dalam pelabuhan agar bisa disinggahi kapal dengan bobot yang lebih besar untuk keperluan pengiriman produk-produk Inalum dan untuk impor bahan baku.
"Saat ini kedalaman laut dermaga Kuala Tanjung berkisar 12 meter, harus dikeruk hingga mencapai 16 meter," katanya.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: