Riyadh, Arab Saudi (ANTARA News) - Koalisi pimpinan Arab Saudi pada Senin (4/12) mengeluarkan peringatan buat warga Sana`a agar menjauhi lokasi militer gerilyawan Syiah Al-Houthi demi keselamatan mereka, kata jaringan berita daring Ash-Sharq Al-Awsat.

Koalisi Arab tersebut, yang berperang di Yaman, melancarkan serangan udara ke lokasi militer Al-Houthi pada Ahad malam (3/12) di dekat bandar udara Sana`a dan Pangkalan Dulaimi, demikian konfirmasi beberapa sumber kepada media lokal, Al-Arabiya.

Sumber itu mengkonfirmasi koalisi Arab pimpinan Arab Saudi menyerang posisi milisi Al-Houthi di sebelah barat Ibu Kota Yaman, Sana`a, pada Ahad.

Serangan udara tersebut dilancarkan sehari setelah koalisi mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan dukungannya buat aksi perlawanan rakyat Yaman terhadap Al-Houthi.

Tiga hari belakangan telah menyaksikan bentrokan mematikan antara pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan anggota milisi mantan sekutunya, Al-Houthi.

Pertempuran berkecamuk saat fajar pada Sabtu (2/12) antara kedua pihak itu, yang mengakibatkan tewasnya tak kurang dari 80 pendukung kedua pihak.

Sementara itu, Presiden Yaman terpilih Abd-Rabbu Mansour Hadi menyeru staf PBB dan organisasi internasional agar meninggalkan Yaman demi keselamatan mereka, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Pada Senin, pemimpin milisi Al-Houthi mengatakan petempur milisi Syiah tersebut telah menggagalkan rencana oleh mantan presiden Saleh untuk melibatkan semua rakyat Yaman dalam konflik bersenjata.

Pemimpin Al-Houthi Abdul-Malik Al-Houthi mengeluarkan pernyataan itu melalui saluran televisi satelit milik kelompoknya, Al-Masirah, pada Senin, beberapa jam setelah petempurnya menewaskan mantan presiden Ali Abdullah Saleh.

"Saya telah menyeru Saleh agar mundur dari mendukung agresi dan perang yang ia umumkan," kata Abdul-Malik. Ia merujuk kata "agresi" kepada koalisi militer pimpinan Arab Saudi.

"Pendirian Saleh muncul pada saat para pemimpin koalisi memerintahkan tentara mereka agar bergerak maju ke Ibu Kota Yaman, Sana`a," katanya.

Ia juga menyatakan media musuh mendukung Saleh dalam tindakannya dan mendukung dia dengan serangan udara terhadap Sana`a.

"Sayangnya, Saleh membalikkan tubuh dari semua seruan kami," kata Abdul-Malik. Ia menambahkan, "Takkan ada masalah dengan Kongres Rakyat Umum dan kami akan melanjutkan kemitraan kami dengan mereka dalam mengurus negeri ini dan menghadapi agresi (koalisi)."

Saleh, kerabatnya dan pembantu seniornya tewas tiga hari setelah bentrokan pertama kali meletus pada Sabtu antara pengikutnya dan petempur Al-Houthi di Sana`a.

Banyak pengamat mengatakan kematian Saleh dapat meningkatkan perang perwalian sektarian antara Arab Saudi --yang pro-Sunni-- dan Iran, yang pro-Syiah.